WHO: Vaksin Covid-19 Belum Bisa Tersedia dalam Waktu Dekat
Dream - Direktur Jendera Badan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, belum bisa memastikan kapan vaksin virus corona bisa dihasilkan. Diperkirakan membutuhkan waktu satu sahun untuk pengembangan vaksin.
"Akan sangat sulit mengatakan dengan pasti kita akan memiliki vaksin," ujar Ghebreyesus.
Menurut dia, jika ada satu vaksin ditemukan, maka harus disediakan untuk semua kalangan masyarakat. Sejauh ini, belum ada vaksin yang efektif mengalahkan virus corona.
"Kita belum pernah punya vaksin untuk virus corona. Jadi begini, ketika berhasil ditemukan, berharap akan ditemukan, itu akan menjadi yang pertama," kata Ghebreyesus.
Saat ini, terang Ghebreyesus, WHO memiliki lebih dari 100 kandidat vaksin. beberapa di antaranya sedang dalam tahap pengembangan.
"Berharap akan ada vaksin, perkiraannya adalah kita mungkin memiliki vaksin dalam satu tahun. Jika dipercepat, bisa jadi bahkan kurang dari setahun, tetapi dalam beberapa bulan, itulah yang dikatakan para ilmuwan," ucap dia.
Sumber: Merdeka.com
Dexamethasone Obat Penangkal Covid-19, WHO Angkat Bicara
Dream - Pandemi virus Covid-19 banyak merengut korban jiwa. Ilmuwan dan tenaga medis pun bekerja keras setiap harinya untuk mengurangi angka kematian akibat virus ini.
Kini ada harapan baru bagi seluruh penduduk di dunia, terutama bagi pasien yang terpapar virus Covid-19.
Hari ini, Rabu 17 Juni 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji penemuan atas penggunaan dexamenthasone yang efektif mengurangi risiko kematian pasien Covid-19.
Dexamethasone terbukti ampuh mengobati pasien yang sangat kritis. Obat steroid dosis rendah ini diklaim bisa mengurangi kerusakan jaringan tubuh akibat reaksi imun yang berlebihan.
Dirjen WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji penemuan menganggumkan ini.
"Ini berita bagus dan saya mengucapkan selamat kepada Pemerintah Inggris, Universitas Oxford, dan banyak rumah sakit serta pasien yang telah berkontribusi pada terobosan ilmiah yang menyelamatkan banyak jiwa."
Mengutip situs resmi WHO, Rabu 17 Juni 2020, pasien yang menggunakan ventilator dan mengambil pengobatan ini terbukti mengurangi tingkat mortalitas sebanyak sepertiganya.
Sementara itu, pada pasien yang membutuhkan bantuan oksigen, tingkat mortalitas berkurang seperlimanya.
Namun, WHO menegaskan, temuan awal ini baru efektif pada pasien COVID-19 dalam kondisi kritis. Temuan ini belum terbukti efektif pada pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan.
Dexamethasone telah masuk daftar WHO Model List of Essential Medicines sejak 1977 dalam berbagai formulasi. Obat ini bisa didapatkan hampir di semua negara.
Para peneliti telah memberikan informasi mengenai temuan awal ini, dan WHO masih menunggu hasil analisis penuh di kemudian hari.
“WHO akan melakukan meta-analisis untuk meningkatkan pemahaman kita terhadap penemuan ini. Panduan klinis WHO juga akan diperbarui sebagai informasi kapan obat ini harus digunakan pada pasien Covid-19,” sebut situs WHO.
Sumber: WHO
WHO Ungkap Fakta Mengejutkan Orang Tanpa Gejala Covid-19
Dream - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pasien Covid-19 tanpa geala jarang menularkan virus yang menginfeksi dirinya kepada orang lain. Namun, WHO masih mempelajari dugaan tersebut.
"Dari data yang kami miliki, tampaknya masih jarang orang tanpa gejala (OTG) benar-benar mentransmisikan virus ke individu sekunder," jelas pimpinan WHO untuk respons Covid-19, Maria Van Kerkhove, dalam konfrensi pers virtual pada Senin 8 Juni 2020.
Kerkhove mengatakan, WHO memiliki sejumlah laporan dari negara-negara yang melakukan pelacakan kontak yang sangat rinci dan detail. Mereka mengikuti kasus tanpa gejala, kontak dan mereka tidak menemukan transmisi sekunder.
"Ini sangat jarang dan banyak dari itu tidak diterbitkan di literatur," ungkap Maria.
Walaupun begitu, WHO terus mempelajari data tersebut dan berupaya memperoleh lebih banyak infomasi guna menjawab pertanyaan tersebut. Maria juga menjelaskan bahwa OTG sering berubah menjadi kasus penyakit ringan.
"Ketika kita kembali dan mengatakan berap abanyak dari mereka yang benar-benar tanpa gejala, kita mengetahui banyak dari mereka memiliki penyakit yang sangat ringan," ungkapnya.
Spesialis penyakit menular dan profesor epidemiologi dari Yale School of Medicine, Dr Manisha Juthani, mengatakan, banyak orang terinfeksi Covid-19 dan dikategorikan sebagai asimtomatis atau tidak memiliki gejala, sebenarnya memiliki gejala namun ringan atau atipikal. Bisa juga dikategorikan pada tahap pra-gejala.
Pra-gejala mengacu pada tahap awal suatu penyakit sebelum penyakit berkembang. Sedangkan asimtomatis mungkin merujuk pada tidak adanya gejala sama sekali selama infeksi.
Juthani yang belum meninjau lebih dalam laporan WHO mengenai kasus OTG dan penyebarannya, mengatakan bahwa temuan itu tidak selalu konsisten dengan perkiraan lain mengenai bagaimana infeksi virus corona dapat terjadi di fase pra-gejala. Pada April lalu, terdapat sebuah penelitian yang menyatakan bahwa pelepasan virus dapat terjadi dua sampai tiga hari sebelum gejala muncul.
Disii lain, Pusat Pengendaian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat memperkirakan dalam skenario perencanaan bahwa 40 persen penularan Covid-19 terjadi sebelum orang merasa sakit.
"Pasien-pasien inii tidak menunjukkan gejala. Sebaliknya mereka menyebarkan penyakit sebelum menjadi gejala. Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa kita mengarantina dan mengikuti jejak orang yang bergejala, kita dapat membuat pengendalian pandemi yang signifikan," kata Juthani, dikutip dari Al Arabiya.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai Berbayar, Ini Daftar Harga Vaksin Covid-19 Tahun 2024
Vaksin Covid-19 keempat mulai berbayar tahun ini. Masing-masing merek ditawarkan dengan harga berbeda.
Baca SelengkapnyaFakta-fakta Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024
Sempat gratis, vaksin keempat Covid-19 akan ditawarkan secara berbayar di tahun depan, kecuali untuk kelompok rentan.
Baca SelengkapnyaVaksin Covid-19 Kini Berbayar, Ini Daftar Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Meskipun vaksin Covid019 sudah berbayar, ada kelompok yang bisa mendapatkan gratis
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Vaksin Covid-19 Gratis Mulai Dibatasi, Epidemiolog Angkat Bicara
Epidemiolog, Dicky Budiman, memberi pendapatnya soal kebijakan baru ini.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih
Jika dihitung harian, maka pria tersebut rata-rata mendapatkan empat dosis suntikan vaksin Covid-19 per hari.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker
PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan
Baca SelengkapnyaLagi, Direktur WHO Peringatkan Seluruh Negara Harus Bersiap Hadapi Penyakit X
Penyakit X adalah virus “penampung” hipotetis yang belum terbentuk, namun para ilmuwan mengatakan penyakit ini bisa 20 kali lebih mematikan daripada COVID-19.
Baca SelengkapnyaMenkes Ternyata Tidak Mengatur Harga Eceran Tertinggi Vaksin Covid-19
Harga eceran tertinggi vaksin keempat Covid-19 tidak ditentukan Menkes. Kelompok yang harus membayar vaksin bisa mencari tahu lewat fasilitas kesehatan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker Lagi?
Apakah naik kereta api kini wajib pakai masker? Begini jawaban KAI
Baca Selengkapnya