Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Masalah tulang pada anak seringkali tak muda dideteksi. Pasalnya anak jarang melontarkan keluhan sakit atau nyeri, seperti demam, pilek atau batuk. Kasus penyakit tulang atau kelainan tulang pada anak sebenarnya banyak terjadi.
Sebenarnya bisa segera diatasi dengan efektif jika dideteksi cepat. Salah satu masalah tulang yang banyak terjadi pada anak adalah skoliosis. Biasanya ditandai dengan kondisi punggung yang miring ke kiri atau ke kanan atau anak tampak berjalan miring.
Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Christa Adriane Tenges menyampaikan, salah satu tanda skoliosis yakni cara berjalan yang miring sebelah, entah ke kiri atau ke kanan.
" Skoliosis sebenarnya kelainan tulang belakang. Tulang belakang harusnya lurus tapi ini mengalami kelengkungan. Dia melengkung ke kiri atau ke kanan. Biasanya nih kelihatan badannya saat jalan miring," ujar Christa, seperti dikutip dari Liputan6.com.
Berjalan miring sebelah termasuk salah satu tanda yang paling terlihat pada orang yang mengalami skoliosis, terutama pada anak. Penyebab pasti skoliosis pada anak, lanjut Christa, belum diketahui sampai sekarang ini.
Christa menegaskan, kasus skoliosis pada anak lebih banyak menyerang pada anak-anak usia pubertas, yaitu 7-15 tahun. Ini dipengaruhi anak masih dalam tahap tumbuh kembang, yang mana tulang rentan mengalami perubahan (kelainan) tertentu.
" Biasanya pada anak-anak usia pubertas. Ya, usia 7-15 tahun yang paling sering mengalami skoliosis," ujar dokter yang sehari-hari berpraktik di RS Umum Pusat Fatmawati, Jakarta.
Selain pembengkokan, gejala skoliosis hampir tidak disadari. Jika kelengkungan derajat tulang belakang agak lebih besar, maka bahu terlihat lebih tinggi sebelah.
" Ini kelihatan saat anak berdiri, apakah anak lebih condong (miring) ke sisi kiri atau kanan. Saat anak memakai celana ketat juga akan terlihat, apakah panggul tinggi sebelah," Christa melanjutkan.
Laporan Fitri Haryanti Harsono/ Liputan6.com
Dream - Penggunaan baby walker sudah banyak dilarang oleh banyak negara. Pasalnya, menurut beberapa penelitian alat tersebut tak efektif melatih bayi berjalan bahkan berdampak sebaliknya.
Tak hanya itu, risiko cedera yang ditimbulkannya juga sangat tinggi. Dalam penelitian yang dipublikasi dalam Journal Pediatrics. Baby walker di sini yaitu perlengkapan berbentuk bulat yang dilengkapi roda, bukan yang didorong.
Alat tersebut diketahui telah menyebabkan lebih dari seperempat juta bayi di bawah usia 15 bulan dirawat karena patah tulang, gegar otak, dan patah tulang tengkorak. Penelitian ini dilakukan antara 1990 hingga 2014.
Alat tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk membantu balita meregangkan kaki mungil mereka tanpa mengeluarkan terlalu banyak usaha. Tapi sayangnya risikonya meluncur tanpa kendali juga sangat besar.
" Karena itu, kami mendukung posisi American Academy of Pediatric yang menyarankan kalau baby walker tidak boleh dijual atau digunakan. Sama sekali tidak ada alasan produk ini harus tetap ada di pasaran," ungkap dr. Gary Smith, salah atu tim dalam penelitian tersebut, seperti dikutip dari Fatherly.
Faktanya, menggunakan baby walker malah memperlambat proses belajar berjalan pada anak. Pasalnya untuk belajar melangkah dibutuhkan kemampuan koordinasi kaki, mata dan keseimbangan. Ketiganya tak bisa dicapai anak ketika menggunakan baby walker.
Advertisement
Profil Ousmane Dembele, Mantan Pemain Barcelona yang Raih Ballon d'Or 2025
Viral Kritikan Keras Menu MBG yang Kurang Lokal dari Ahli Gizi
Potret Prabowo Bertemu Presiden FIFA di New York, Bahas Apa?
Menyala! Koleksi 3 Jam Tangan Menteri Bahlil, Semuanya di Atas Rp100 Juta
Zaskia Mecca Ungkap Kondisi Putrinya Masih Trauma Berat Pasca Insiden Pemukulan
Menkeu Purbaya Nilai Inflasi Singapura-Malaysia Lebih Jelek Dibanding RI
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
4 Temuan Jepang yang Kini Sangat Populer dan Dipakai Seluruh Dunia
Komunitas Marah-Marah di Platform X Diteliti Mahasiswa UGM, Ini Hasilnya!
Profil Ousmane Dembele, Mantan Pemain Barcelona yang Raih Ballon d'Or 2025
Viral Kritikan Keras Menu MBG yang Kurang Lokal dari Ahli Gizi