Berbahayakah Saat Tangan dan Kaki Bayi Terasa Dingin?

Reporter : Mutia Nugraheni
Sabtu, 8 Agustus 2020 10:21
Berbahayakah Saat Tangan dan Kaki Bayi Terasa Dingin?
Cari tahu faktanya, jangan panik.

Dream - Saat memeluk dan memegang serta menyentuh bayi, kita bisa langsung merasakan suhu tubuhnya. Ada kalanya saat disentuh, tangan dan kaki bayi terasa dingin. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran.

 

Terutama jika terjadi pada anak usia di bawah 1 tahun. Melansir dari Parents, sebenarnya tangan dan kaki anak bayi dingin adalah hal yang normal. Hal ini dikarenakan sistem peredaran darahnya masih berkembang. Darah lebih sering dialirkan ke organ dan sistem vital, tempat yang paling membutuhkannya.

 

Tangan dan kaki adalah bagian tubuh terakhir yang mendapatkan suplai darah yang baik. Maka, diperlukan waktu hingga tiga bulan agar peredaran darahnya beradaptasi sepenuhnya dengan kehidupan di luar rahim.

 

Sementara itu, jari tangan dan kaki mungilnya biasa terasa dingin dan terlihat pucat. Saat bayi menjadi lebih bergerak dan aktif, sirkulasi darahnya akan meningkat.

 

 

1 dari 5 halaman

Bagaimana jika kaki bayi pucat keunguan?

Bagaimana jika kaki bayi pucat keunguan? © Dream

Saat kedinginan, kaki dan tangan lebih pucat keunguan. Jika warna kaki berubah, segera periksa untuk memastikan tidak ada yang melilit jari kaki atau pergelangan kaki mereka, seperti rambut, gelang, atau benang longgar karena bisa memutus peredaran darah.

Daniel Ganjian, M.D. menjelaskan bahwa kaki ungu bukanlah satu-satunya indikator masalah yang lebih besar. “ Selama anak tidak biru atau dingin di tempat lain - seperti wajah, bibir, lidah, dada - maka kaki dingin tidak berbahaya,” jelasnya.

Jika bayi tampak biru atau kedinginan di tempat lain tersebut, itu bisa menjadi indikator fungsi jantung atau paru-paru. Mungkin bayi tidak mendapatkan cukup oksigen. Saat gangguan tersebut muncul segera konsultasi dengan dokter.

Laporan Anisa Sakhtian/ Sumber: Fimela.com

 

2 dari 5 halaman

Ibu Lebih Suka Gendong Bayi di Sebelah Kiri, Sains Punya Penjelasannya

Ibu Lebih Suka Gendong Bayi di Sebelah Kiri, Sains Punya Penjelasannya © Dream

Dream - Bunda lebih suka gendong si kecil di sebelah kiri atau kanan? Ternyata menurut penelitian 70 hingga 80 persen wanita menggendong bayi di sisi kiri. Hal ini ternyata punya alasan tertentunya, lebih tepatnya penyebab fisiologis.

Sebuah studi dalam jurnal Nature Ecology & Evolution melihat apa yang disebut sebagai bias sisi kiri atau bias memeluk kiri dan menemukan bahwa banyak spesies hewan mempraktikkannya, dari walrus, paus orca, dan kangguru hingga manusia.

Mengapa? Menurut penelitian, otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh dan sisi kanan otak juga mengendalikan emosi. Jadi, dengan menggendong bayi di sisi kiri dapat memanfaatkan fungsi-fungsi penting untuk seorang ibu dengan sangat efisien.

Seperti mencari tahu mengapa bayi menangis, butuh susu atau saat bayi tak nyaman. Meskipun beberapa orang mempertanyakan seberapa besar peran yang dilakukan tangan kanan atau kiri dalam kondisi menggendong bayi.

Evolusi ternyata jadi alasannya, tapi peneliti belum bisa mengungkap bagaimana prosesnya. Di sisi mana pun, menggendong bayi merupakan momen yang istimewa. Bukan begitu, Sahabat Dream?

3 dari 5 halaman

Waspada 4 Masalah Pencernaan yang Sering Terjadi Pada Bayi

Waspada 4 Masalah Pencernaan yang Sering Terjadi Pada Bayi © Dream

Dream - Bayi memang kerap bermasalah dengan makanan. Terutama bagi yang yang tidak bisa makan dengan baik. Ada yang sering melepeh, muntah, atau selalu tak nyaman saat makan serta sembelit.

Jika muncul gejala-gejala tersebut dan selalu berulang, sebaiknya segera berkonsultasi. Jangan sampai telat, karena bisa jadi pencernaannya bermasalah. Hal ini akan sangat berdampak negatif pada tumbuh kembangnya jika dibiarkan.

Ada empat masalah pencernaan yang sering terjadi pada bayi. Penting untuk mengetahuinya agar lebih waspada.

1. Refluks
Gastroesophageal reflux (GER) mengacu pada lewatnya isi lambung ke dalam esofagus (pipa makanan). Bayi lebih rentan terhadap refluks, dan membaik seiring bertambahnya usia. Berbagai faktor, termasuk susu sapi dan persimpangan gastroesophageal yang belum sempurna, bisa jadi pemicunya.

Kapan harus ke dokter?
Refluks biasanya membaik saat bayi bertambah besa. Jangan ragu untuk menemui dokter anak jika adanya gejala penurunan berat badan atau kurangnya penambahan berat badan, suara gemeretak di dada dan punggung bayi, kesulitan bernapas saat menyusu atau kerap tersedak.

 

4 dari 5 halaman

2. Muntah

2. Muntah © Dream

Muntah didefinisikan sebagai pengeluaran paksa isi lambung melalui mulut dan / atau hidung. Bayi memuntahkan sejumlah kecil cairan selama menyusu, setelah makan, atau saat bersendawa. Jumlah yang dikeluarkan biasanya kurang dari 5-10ml. Makan cepat, makan berlebih, dan menelan udara adalah beberapa penyebab muntah pada bayi. Muntah yang berulang mungkin mengindikasikan gangguan pencernaan.

Kapan harus ke dokter? Jika anak muntah dengan sangat sering sampai menunjukkan tanda lemas dan dehidrasi, muntah berwarna hijau, atau muntah darah. Jangan tunda untuk segera memeriksakannya ke dokter.

 

5 dari 5 halaman

3. Diare

3. Diare © Dream

Diare adalah buang air besar atau encer yang terjadi tiga kali atau lebih dalam 24 jam. Diare dapat menguras kandungan garam dan air dalam tubuh anak dan memicu dehidrasi.

Segera cari pertolongan medis jika melihat tanda-tanda dehidrasi pada bayi seperti mulut kering, tidak ada air mata, urine pekat atau tak buang air kecil, demam atau jika tinja memiliki lendir atau noda darah.

4. Sembelit

Sembelit terjadi ketika bayi memiliki tinja yang keras atau bermasalah saat mengeluarkan buang air besar. Walaupun sembelit sering terjadi pada bayi, itu bisa membuat mereka tidak nyaman. Konsultasi dengan dokter jika bayi tidak buang air besar selama tiga hari berturut-turut dan muntah atau sangat rewel sambil memegang perutnya.

Sumber: Momjunction

Beri Komentar