Simak Penjelasan Usia Anak Sesuai Syariat yang Diwajibkan untuk Berpuasa

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 26 Maret 2023 18:01
Simak Penjelasan Usia Anak Sesuai Syariat yang Diwajibkan untuk Berpuasa
Berpuasa jika dilakukan pertama kalinya tentu tidak mudah. Terutama bagi anak-anak yang terbiasa makan dan minum sesuka hati.

Dream - Ibadah puasa merupakan perintah Allah SWT yang diwajibkan pada seluruh umat muslim yang sudah baligh. Tidak boleh makan dan minum sejak Subuh hingga Maghrib, merupakan hal yang butuh proses untuk bisa melakukannya dengan baik.

Untuk itu ibadah ini diwajibkan bagi mereka yang sudah baligh, lalu bagaimana dengan anak-anak? Berpuasa jika dilakukan pertama kalinya tentu tidak mudah. Terutama bagi anak-anak yang terbiasa makan dan minum sesuka hati.

Penting untuk melatihnya berpuasa, agar kelak ia terbiasa dan tak kaget saat sudah memasuki usia baligh. Dikutip dari BincangSyariah.com, syariat Islam tidak mematok usia berapa anak kecil harus berpuasa. Karena secara umum, kewajiban menjalankan syariat Islam adalah ketika sudah mencapai usia mukalaf atau aqil baligh.

Anak laki-laki dinyatakan aqil baligh jika sudah mengeluarkan sperma atau bermimpi melakukan persetubuhan. Sedangkan anak perempuan dinyatakan aqil baligh jika ia sudah mengalami menstruasi atau haid.

Dalam hal ini, usia masing-masing anak tidaklah sama, namun biasanya batas minimal anak mengalami hal tersebut adalah di usianya yang ke 9. Sementara batas maksimalnya biasanya anak sudah berusia 15 tahun.

Dalam hadis shahih disebutkan bahwa anak yang sudah mencapai usia 7 tahun maka ia diwajibkan sholat, dan apabila ia sudah sampai berusia 10 tahun belum mau menjalankan sholat, maka bagi orangtua atau walinya boleh untuk memukulnya dengan pukulan yang mendidik. Hadisnya sebagaimana berikut:

HR Tirmidzi© Bincang Syariah


“ Rasulullah Saw. bersabda, “ ajarilah shalat kepada anak kalian pada usia tujuh tahun, dan pukullah mereka yang masih meninggalkan shalat (dengan pukulan yang tidak menyakitkan) ketika mereka menginjak usia sepuluh tahun” (HR. Al Tirmidzi).

Oleh karena itu, jika dianologikan dengan sholat, maka anak yang berusia tujuh tahun hendaknya sudah disuruh untuk menjalankan puasa. Di dalam kitab Shahih al Bukhari pun terdapat bab khusus puasanya anak-anak “ Babu Shaumis Shibyan”. 

1 dari 4 halaman

Dalam pengantarnya Imam Al Bukhari mengutip perkataan khalifah Umar bin al Khattab yang sedang geram dengan ulah orang yang mabuk di bulan Ramadan, seakan-akan ia tidak malu dengan anak-anak kecil yang sudah mau belajar berpuasa.

Umar RA© Bincang Syariah


Artinya: “ Umar Ra. berkata kepada orang yang sedang mabuk di bulan Ramadhan: “ Celakalah kamu, padahal anak-anak kecil kami berpuasa, maka ia pun memukulnya (sebagai hukuman baginya).”

Selain itu, imam al Bukhari juga memaparkan hadis riwayat seorang sahabat perempuan bernama al Rubayi’ binti Mu’awwidz.

Imam Bukhari© Bincang Syariah


“ Rasulullah saw. mengutus (utusannya) ke kampung-kampung kaum Anshar pada pagi hari ‘Asyura’ (hari kesepuluh bulan Muharram) (dengan pesan): “ siapa yang memasuki pagi hari ini dalam keadaan tidak berpuasa, maka hendaknya dia menyempurnakan waktu yang tersisa dari hari tersebut (dengan berpuasa), dan siapa yang memasuki pagi hari dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya dia melanjutkan puasanya.”

Kemudian (dia al Rubayyi’) berkata: “ maka kami telah melaksanakan puasa pada hari itu (asyura’), dan kami memerintahkan anak-anak kecil kami untuk berpuasa. Kamipun membuat mainan (anak-anak) yang terbuat dari wol. Jika salah satu dari mereka menangis karena ingin makan, maka kami memberinya mainan tersebut hingga datangnya waktu berbuka.”

 

2 dari 4 halaman

Imam Ibnu Hajar di dalam kitab Fathul Bari-nya ketika memberikan penjelasannya terkait dalam bab puasanya anak-anak kecil tersebut mengatakan bahwa, menurut jumhur ulama tidak wajib menjalankan puasa bagi anak yang belum berusia baligh. Sementara menurut meyoritas ulama salaf, di antaranya adalah imam Ibnu Sirin dan az-Zuhri mengatakan berhukum sunah berpuasa (di bulan Ramadhan) bagi anak-anak.

Imam Syafii pun mengamini pendapat tersebut dan beliau pun memberikan komentar bahwa anak-anak hendaknya memang sudah diperintah untuk menjalankan puasa karena sebagai latihan, jika mereka mampu. Adapun masalah usia latihan berpuasa bagi anak-anak ulama’-ulama’ syafiiyah memang menyamakan dengan perintah shalat, yakni di usia tujuh tahun dan sepuluh tahun.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

3 dari 4 halaman

Pesan dari Ulama Al Azhar Saat Ajarkan Anak Berpuasa

Dream - Ibadah puasa saat Ramadan begitu istimewa bagi umat muslim. Bukan hanya karena pahalanya begitu besar, tapi juga mengajarkan kita untuk mengontrol nafsu diri sendiri.

Hal itulah yang paling sulit, menahan emosi dan tidak berlebihan. Kita harus senantiasa berlatih agar kualitas ibadah puasa terus membaik. Begitu juga bagi anak-anak.

Penting untuk melatih anak berpuasa sejak dini. Awalnya mungkin tak mudah karena anak-anak masih sangat aktif dan kerap haus serta lapar. Belum lagi marah-marah ketika keinginannya tak dituruti.

Anak memang belum wajib berpuasa, tapi sebaiknya tetap dilatih. Terutama ketika sudah berusia 7 tahun. Dikutip dari SanadMedia.com, kewajiban berpuasa sama dengan kewajiban solat, sesuai dengan hadist Rasulullah.

Hadist Sholat anak© SanadMedia

Artinya: “ Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka.”

Dalam nazam Imrithi juga dikatakan :

nazam Imrithi© Sanad Media

Artinya: Dan pukullah anak ketika memasuki umur sepuluh, dan perintahlah mereka sholat saat mereka umur tujuh tahun.

 

4 dari 4 halaman

Pesan Maulana Syeikh abdul Aziz Syahawi

Dalam mengajarkan anak berpuasa, orangtua memang membutuhkan kesabaran dan selalu memberi semangat. Ulama Al-Azhar Maulana Syeikh abdul Aziz Syahawi memberikan langkah-langkah untuk melatih anak berpuasa. Layak untuk diikuti, yaitu:

1. Memberikan edukasi kepada anak bahwa puasa Ramadhan adalah salah satu dari rukun Islam yang harus dikerjakan dan sarana untuk membersihkan diri

2. Memberikannya hadiah yang disukainya sebagai motivasi untuk lebih baik apabila sanggup mengerjakan puasa

3. Melatih anak haruslah dengan bertahap, dengan mengajak berpuasa setengah hari dan berangsur hingga sanggup penuh untuk menjalankannya

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar