DE Tinggal Di Gorong-gorong (Foto: Merdeka.com)
Dream - Perempuan berinisial DE ditemukan tinggal di gorong-gorong sebelah utara Taman Makam Pahlawan Curastana, Buleleng, Bali. Perempuan 46 tahun itu meninggalkan rumah sejak Januari 2020.
DE sudah menjadi penghuni saluran air itu selama dua bulan. Petugas Dinas Sosial dan Satpol PP kemudian mengevakuasi perempuan tersebut.
" Iya diperkirakan dua bulan. Kita tanya dan kita bujuk supaya dia mau keluar dari tempat itu. Dia sudah beberapa bulan tinggal di sana," kata Kadis Sosial Buleleng, I Putu Kariaman Putra, Senin 21 September 2020.
Setelah dievakuasi, DE segera dibersihkan dan diberi makan. Setelahnya, Dinsos mengantar perempuan tersebut ke keluarganya di Banjar Dinas Bingin Banjah, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali.
Selama tinggal di gorong-gorong, DE bertahan hidup dengan mengandalkan pemberian makanan dari orang-orang.
" Katanya ada orang yang ngasih dan informasi dari warga," imbuh Putu Kariaman.
DE menjalani kehidupan tidak wajar tersebut diduga karena depresi selepas orang tuanya meninggal dunia, dan adanya permasalahan keluarga.
" Salah satunya, dia merasakan depresi karena orang tuanya meninggal dan mungkin masalah pekerjaan. Dalam kondisi tenang kita ajak langsung ke alamat yang diberikan, dan kita berikan kepada keluarganya," ujarnya.
Selain mengantarkan ke keluarga, Dinsos juga akan memberikan pendampingan kepada DE.
" Dan langkah selanjutnya kita akan melakukan monitor lagi. Apakah kondisinya baik apa belum kalau semakin berat kita akan rujuk ke rumah sakit jiwa," ujar Kariaman.
Sumber: merdeka.com
Dream – Perkembangan zaman nyatanya telah mengubah berbagai aspek kehidupan. Perubahan tersebut pun dibarengi dengan tuntutan yang semakin tinggi. Baik dalam bidang ekonomi, maupun sosial.
Untuk itu perlu adanya adaptasi, guna mengikuti perubahan yang terjadi. Namun tak jarang proses ini justru menimbulkan masalah lain, salah satunya depresi.
Depresi merupakan gangguan emosional atau suasana hati yang buruk yang ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah dan tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental seperti berpikir dan berperilaku dapat mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun pada hubungan interpersonal.
Depresi bukanlah kondisi yang bisa diubah dengan cepat atau secara langsung. Jika dibiarkan berlarut-larut, justru dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Karena sistem imun juga sangat dipengaruhi oleh perasaan emosional dari seseorang.
Ada tiga aspek yang dapat dilihat, untuk mengetahui apakah seseorang dengan mengalami depresi atau tidak. Yaitu dari aspek fisik, psikis, dan sosial.
Ciri-ciri depresi dari aspek fisik
Ciri-ciri depresi dari aspek psikis
Ciri-ciri depresi dari aspek sosial
Depresi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Bahkan jika seseorang dalam riwayat kesehatannya memiliki depresi, maka cenderung ia juga akan mengalami hal yang sama.
Ada tiga faktor yang menjadi penyebab dari depresi yaitu faktor biologi, psikologi, dan sosial.
Faktor biologi, beberapa peneliti menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus. Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotrasmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood.
Pada wanita, perubahan hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menoupose juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.
Penyakit fisik yang berkepanjangan sehingga menyebabkan stress dan juga dapat menyebabkan depresi.
Faktor Psikologis, ketika seseorang merasa tertekan akan cenderung fokus pada tekanan yang dirasakan dan secara pasif merenung daripada mengalihkannya atau melakukan aktivitas untuk merubah situasi.
Hal tersebut cenderung membuat seseorang lebih banyak menyalahkan diri sendiri daripada menocba mencari jalan keluar atas tekanan yang sedang dihadapi.
Sehingga seseorang yang mengalami depresi cenderung menganggap bahwa dirinya tidak dapat mengendalikan lingkungan dan kondisinya. Hal ini dapat menyebabkan pesimisme dan apatis.
Faktor Sosial, beberapa hal yang dapat menjadi faktor depresi dari lingkungan sosial. Seperti, kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, mengalami masalah keuangan, mengalami trauma masa kecil, terisolasi secara sosial, dan tuntutan untuk selalu tampil sempuran didepan umum.
(Diambil dari berbagai sumber)
Advertisement
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!