Ilmuwan Temukan Gen yang Bisa Lipatgandakan Risiko Kematian Akibat Covid-19

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Senin, 8 November 2021 14:00
Ilmuwan Temukan Gen yang Bisa Lipatgandakan Risiko Kematian Akibat Covid-19
Para ilmuwan menemukan gen yang berisiko terkenal gagal paru akibat Covid-19.

Dream - Ilmuwan Universitas Oxford, Inggris, menememukan gen yang dapat mengindikasi peningkatan risiko gagal paru-paru serta risiko kematian hingga dua kali lipat akibat infeksi Covid-19.

Para peneliti mengatakan, temuan tersebut dapat menjelaskan penyebab beberapa orang lebih rentan mengalami kondisi parah akibat terinfeksi virus corona. Penemuan itu juga diharapkan dapat mengarah pada pengembangan perawatan dan pemberian obat-obatan yang lebih efektif.

" Kami menemukan bahwa peningkatan risiko (kematian) bukan karena perbedaan pengodean gen untuk protein, tetapi karena adanya perbedaan DNA yang jadi pemicu kehidupan sebuah gen," kata Jim Hughes, profesor yang memimpin penelitian itu, dikutip dari Fox News, Senin 8 November 2021.

1 dari 8 halaman

Gen Asia Selatan Beresiko Tinggi

Lebih lanjut ia menjelaskan, 60 persen orang keturunana Asia Selatan berisiko tinggi. Prevalensi yang tinggi tersebut menjelaskan kondisi parah yang dialami anak-anak di India.

Sedangkan hanya sekitar 15 persen orang keturunan Eropa yang membawa gen tersebut dan 2 perseon orang keturunan Afro-Karibia.

Tim peneliti menggunakan algoritma kecerdaan buatan untuk mempersempit database sampel genetik dari ratusan jenis sel.

" Anehnya, beberapa gen yang dicurigai (rentan), data menunjukkan bahwa gen yang belum pernah dipelajari sebelumnya yang disebut LZTFL 1, jadi penyebabnya," ujar Dr. Damien Dowe, pemimpin pekerja laboratorium penelitian Jim Huges.

2 dari 8 halaman

Kepala laboratorium tempat penelitian tim Huges, Damien Downes, mengatakan, gen LZTFL 1 mencegah sel-sel pelapis udara dan paru-paru yang bekerja untuk merespons sebuah virus. Uniknya, gen ini tidak memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Artinya, orang yang membawa gen ini harus merespons suntikan vaksin Covid-19 dengan normal.

Meskipun seseorang tidak bisa mengubah genetika dalam tubuhnya. Tapi, peneliti mengatakan orang-orang dengan gen berisiko tinggi ini harus mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

" Karena sinyal genetik mereka lebih memengaruhi paru-paru daripada sistem kekebalan tubuhnya. Artinya, peningkatan risiko ini harus dilakukan dengan penerimaan suntikan vaksin Covid-19," kata James Davis.

Sumber: foxnews.com

3 dari 8 halaman

10 Komplikasi yang Bisa Mengancam Hidup Pasien Covid-19

Dream - Penyebaran Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan penurunan yang signifikan. Dalam beberapa minggu terakhir kasus positif baru bahkan belum beranjak dari angka 3.000 pasien.

Pelonggaran pembatasan aktivitas tanpa dibarengi kedisiplinan menerapkan protokol keseharan menyebabkan penularan Covid-19 masih terus terjadi di berbagai daerah. Akibatnya, angka kematian pasien Covid-19 ikut bertambah.

Pasien positif Covid-19 umumnya mengalami gejala beragam, dari tanpa gejala, ringan, hingga berat. Kebanyakan gejala berat seperti pernapasan, jantung hingga kerusakan hati dan ginjal bisa timbul akibat komplikasi Covid-19.

Dream.co.id telah merangkumkan 10 komplikasi yang bisa mengancam hidup para penderita Covid-19 berikut ini. Semoga bermanfaat. 

4 dari 8 halaman

Kelompok Rentan

Sebelum membahas jenis komplikasi yang bisa terjadi pada pasien Covid-19, kita perlu mengetahui kelompok mana saja yang memiliki risiko tinggi terkena komplikasi. Berikut beberapa kelompok yang dimaksud:

  • Kelompok usia diatas 65 tahun
  • Memiliki riwayat penyakit asma atau penyakit paru kronis lainnya
  • Memiliki riwayat penyakit jantung parah
  • Memiliki sistem imun tubuh yang rendah, seperti pasien kanker
  • Memiliki riwayat obesitas dengan indeks massa tubuh di atas 40
  • Memiliki riwayat diabetes
  • Memiliki riwayat gagal ginjal
  • Mengidap penyakit hati
  • Perokok Aktif
  • Mengidap HIV/AIDS dan tidak rutin meminum obat
  • Pasien yang baru transplantasi organ
  • Pemilik daya tahan tubuh yang lemah

Meski rata-rata komplikasi terjadi karena riwayat penyakit bawaan yang dimiliki, kelompok usia lainnya tetap berisiko tertular Covid-19.

Membiasakan hidup bersih dan menjaga protokol kesehatan bisa membantu mencegah penularan Covid-19 makin bertambah. 

5 dari 8 halaman

Bagi kelompok usia rentan seperti lansia atau pasien dengan riwayat jantung hingga diabetes, infeksi Covid-19 bisa membuat kondisi pasien memburuk. Mereka lebih berisiko tinggi mengalami berbagai komplikasi seperti:

1. Kerusakan Jantung

Para penderita Covid-19 yang rentan memiliki risiko terjadinya komplikasi pada jantung. Gangguan jantung bisa berupa aritmia (kelainan irama jantung), hingga miokarditis (peradangan pada otot jantung).

2. Pneumonia

Pneumonia merupakan salah satu komplikasi yang marak terjadi pada pasien Covid-19 yang rentan. Pneumonia membuat kantung udara di dalam paru-paru meradang dan membuat seseorang kesulitan bernapas.

Sebuah riset yang dilakukan pada pasien Covid-19 dengan kondisi parah memperlihatkan paru-parunya penuh terisi cairan, nanah, dan sisa-sisa atau kotoran sel. Sehingga menghambat penyebaran oksigen ke seluruh tubuh.

Oksigen yang tidak terdistribusi dengan baik akan mengganggu berjalannya fungsi organ-organ tubuh lainnya hingga menyebabkan kerusakan organ. 

6 dari 8 halaman

3. Gagal Pernapasan Akut

Seseorang yang mengalami gagal pernapasan akan merasa sulit menerima oksigen dan tidak dapat membuang cukup banyak karbon dioksida. Pada kasus pasien Covid-19, kurang lebih 8 persen mengalami gagal pernapasan. Gagal pernapasan juga menjadi penyebab utama kematian pada penderita infeksi virus corona Covid-19.

4. Kerusakan Hati Akut

Infeksi Covid-19 biasanya menyerang saluran pernapasan, namun komplikasinya mampu menyebar hingga ke organ lainnya di dalam tubuh, termasuk organ hati. Pasien dengan infeksi Covid-19 parah juga berisiko mengalami kerusakan hati. 

5. Gagal Ginjal Akut

Komplikasi satu ini jarang terjadi pada pasien Covid-19. Meski begitu, gaga; ginjal adalah salah satu yang sangat berbahaya. Fungsi ginjal yang terganggu akan membuat proses penyembuhan pada pasien akan lebih lama. Pasien harus menjalani cuci darah dan membutuhkan perawatan jangka panjang.

 

7 dari 8 halaman

6. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Pada pasien Covid-19, komplikasi ARDS biasanya sering muncul dan umum terjadi. Di China, sekitar 15-33 persen pasien akan mengalami komplikasi jenis ini.

Komplikasi ARDS membuat paru-paru terisi cairan sehingga menyebabkan kerusakan parah. Kemudian oksigen akan sulit masuk dan pasien akan mengalami kesulitan bernapas. Mereka akan diberi ventilator atau alat bantu pernapasan. 

7. Infeksi sekunder

Infeksi sekunder terjadi pada pasien Covid-19 setelah dirinya melewati infeksi awal. Biasanya infeksi sekunder tidak berhubungan dengan penyakit yang awalnya diderita.

Misalnya, pasien positif Covid-19, kemudian ia juga mengalami infeksi lain karena bakteri staphylococcus atau streptococcus. Meski jarang terjadi, komplikasi ini masih berpotensi muncul. Sebagian muncul dengan gejala ringan dan bisa sembuh. Namun sebagia lain infeksi bisa makin parah bahkan berujung pada kematian.

 

8 dari 8 halaman

8.Disseminated intravascular coagulation (DIC)

Komplikasi jenis ini akan membuat tubuh pasien mengalami gangguan dalam proses pembekuan darah. Kemudian gumpalan darah akan terkumpul pada berbagai organ sehingga menyebabkan  perdarahan pada organ dalam atau gagal organ vital (gagal ginjal, gagal hati, gagal jantung, dan lainnya). Komplikasi ini kerap dialami oleh pasien Covid-19 yang meninggal dunia di China. 

9. Syok Septik

Komplikasi lain yang bisa muncul pada pasien Covid-19 adalah syok septik. Kondisi ini terjadi saat respon tubuh terhadap infeksi keliru, yakni bukan menghancurkan virus penyebab penyakit, namun menghancurkan organ sehat dalam tubuh.

Jika tidak dihentikan, tekanan darah bisa mengalami penurunan mendadak hingga menyebabkan kematian pada pasien Covid-19. 

10. Rhabdomyolisis

Komplikasi rhabdomyolisis tergolong jarang terjadi pada pasien Covid-19. Rhabdomyolisis adalah suatu kondisi rusak dan matinya jaringan otot, sehingga myoglobin (protein sel) memenuhi aliran darah.

Ginjal yang tak mampu menyaring myoglobin dengan baik, maka fungsi tubuh akan mengalami kerusakan hingga mengancam nyawa pasien. Meski jarang terjadi, dokter dan peneliti medis menilai pasien rentan tetap perlu diawasi agar komplikasi ini tak timbul.

Sumber Sehatq

Beri Komentar