Fakta Baru Mengejutkan Tragedi Crane Mekah

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 18 Agustus 2016 07:13
Fakta Baru Mengejutkan Tragedi Crane Mekah
Dalam persidangan, akhirnya terkuak jika crane yang digunakan..

Dream - Kementerian Keuangan Arab Saudi memberikan fakta mengejutkan seputar tragedi jatuhnya crane di Masjidil Haram pada September tahun lalu. Fakta tersebut tertuang dalam berita acara penyidikan Biro Investigasi dan Penuntutan Umum (BIP) Saudi.

Dalam berita acara tersebut, Kemenkeu Saudi mengaku telah menghentikan pembayaran penggunaan crane raksasa oleh Bin Ladin Group. Hal itu tertuang dalam surat yang dikirimkan kepada pengelola perusahaan konstruksi raksasa itu, 10 bulan sebelum tragedi.

Kemenkeu meminta crane tersebut ditarik. Alasannya, crane raksasa itu kurang bermanfaat dalam pengerjaan proyek perluasan Masjidil Haram.

BIP telah menggelar penyidikan terkait kasus ini yang memakan waktu hingga 290 hari. Badan tersebut juga telah memeriksa tenaga teknis Kemenkeu Saudi.

Dalam penyidikan tersebut, si insinyur menyebutkan crane raksasa .....

1 dari 3 halaman

Lama Tak Dibayar

Lama Tak Dibayar © Dream

Dream - Dalam penyidikan tersebut, si insinyur menyebutkan crane raksasa tersebut ditempatkan di lokasi sejak 12 Desember 2012. Penghentian pembayaran crane itu sudah dihentikan sejak 1 November 2014 atau 8 Muharram 1436 H.

Berdasarkan laporan dari konsultan dan supervisor pembayaran, crane raksasa itu tidak termasuk dalam item yang harus dibayar dalam kontrak.

Perintah penghentian operasi crane tersebut sudah dikirimkan sebelum Ramadan 1436 H. Pihak Bin Ladin menyatakan akan menarik crane tersebut dalam waktu 15 hari, tetapi tidak dilakukan.

Pengadilan Jeddah telah menggelar persidangan awal kasus ini pada Rabu pekan lalu.

Sumber: alarabiya.net | saudigazette.com.sa

2 dari 3 halaman

Perusahaan Klaim Pakai Alat yang Kuat

Perusahaan Klaim Pakai Alat yang Kuat © Dream

Dream - Berita miring seputar jatuhnya menara kerek (crane) di areal Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi mulai banyak beredar. Salah satunya adalah isu yang menyebutkan jika crane yang dipakai merupakan buatan Tiongkok.

Isu tersebut langsung ditepis perusahaan pembuat Crane asal Jerman, Liebherr Group. Mengutip Arab News, Rabu, 16 September 2015, Kepala Komunikasi Perusahaan Liebherr Group, Krsitian Kueppers mengatakan pihaknya sangat sedih atas kecelakaan tragis yang menelan banyak korban.

Menurut Kueppers, ada sekitar 30 jenis crane yang beroperasi di dunia. " Crane crawler merupakan yang paling kuat di dunia dengan desain konvesional adalah LR 13000 milik kami," ungkapnya.

Kueppers menjelaskan ada berbagai penyebab yang membuat sebuah crane jatuh. Namun, perusahaannya akan memberikan pernyataan resmi setelah proses penyelidikan selesai.

" Kami tidak ingin menerka-nerka. Kami ingin menunggu hasil penyelidikan resmi," tegasnya.

Namun, Kueppers menjelaskan bahwa terdapat panduan yang diberikan untuk mengamankan crane pada saat cuaca buruk.

" Ada instruksi yang jelas di manual tentang cara mengamankan crane di bawah kondisi yang berbeda-beda," jelasnya.

Sementara itu, mengenai kebenaran perakitan memang ditentukan terhadap keahlian tim.

Crane yang berada di kawasan Masjidil Haram ini kebanyakan berwarna kuning. Sementara yang jatuh berwarna merah. Inilah yang memberikan asumsi masyarakat kalau crane yang jatuh itu asal China, sementara crane kuning di sekitarnya adalah milik Jerman. 

Namun, Kueppers menyatakan tidak ada yang signifikan dari perbedaan warna tersebut.

3 dari 3 halaman

Kisah Mencekam Ketika Crane Roboh

Kisah Mencekam Ketika Crane Roboh © Dream

Dream - Insiden robohnya kerek raksasa (crane) di Masjidil Haram, Mekah sudah berlalu empat hari. Namun kisah pilu musibah yang menelan ratusan korban jiwa ini terus bermunculan.

Jumaah Ibrahim dan istrinya, Hasnaa Karam, adalah dua orang korban yang selamat dari musibah crane maut tersebut. Mereka berdua adalah jemaah haji asal Suriah.

Kala itu, hujan deras membasahi kota suci Mekah. Karam yang sudah lama memimpikan pergi haji tengah berdiri menengadahkan tangan di hadapan Kabah. Ibrahim yang tengah membaca Quran berada di sampingnya.

Tiba-tiba, ledakan keras bergema. Karam menemukan dirinya dikelilingi pemandangan mengerikan. Bagian tubuh berceceran di mana-mana. Darah segar membasahi lantai mamer putih Masjid Suci itu.

Otoritas Pertahanan Saudi mengatakan angin keras yang tak biasa telah merobohkan sebuah crane raksasa yang mengelilingi Kabah. Bagian atas dan lantai atas masjid rontok, menjatuhkan beton-beton besar ke bawahnya.

" Saya melihat kepala, kaki, darah, dan orang-orang yang meninggal," kata Karam seperti dikutip laman woew.com, Senin, 14 September 2015.

" Kami mulai berteriak Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar seiring hujan yang masih terus jatuh," kata Karam.

Dia berhasil lolos tanpa luka sedikitpun. Namun suaminya, menjadi satu dari ratusan korban luka insiden crane maut tersebut. Kaki suaminya, Ibrahim, patah di dua titik.

Hingga Minggu kemarin, jumlah korban wafat musibah tragedi crane Masjidil Haram sudah mencapai 111 orang. Kementerian Kesehatan Saudi menyebut korban luka sebanyak 394 orang dirawat di pusat kesehatan dan 158 lainnya masih harus dirawat di rumah sakit.

Ayman Shaaban, pemilik perusahaan tur di Mesir saat itu sedang berdua di lantai dasar Masjid saat derek itu roboh. Dia mengaku terhempas hingga 20 meter ketika derek roboh.

Secepat kilat, badannya diangkut ke ruangan luas bersama sejumlah jemaah haji yang terluka. Sisi kanan wajahnya terluka, penuh darah dan bengkak serta tak mampu membuka mata kirinya.

" Logika berbicara, crane itu roboh karena angin, meski ada angin kencang, tak ada pemicu lain," kata Shaaban yang berbaring di rumah sakit.

" Jika ada kelalaian, karena ada korban meninggal, seseorang harus bertanggungjawab."

Beri Komentar