Mohammed Bzeek (Foto: Anadolu Agency)
Dream - Nama Mohammed Bzeek, 63 tahun, mungkin tak begitu terdengar bagi publik Islam dunia. Tapi, berkat dia, pandangan negatif mengenai Islam di Amerika Serikat (AS) berubah.
Bzeek merupakan imigran muslim yang mendedikasikan hidupnya untuk merawat anak-anak berpenyakit kronis di AS. Menjalani pekerjaan dengan tulus, dia berharap dapat mengubah stigma mengenai Islam.
Berbincang dengan Anadolu Agency, pria kelahiran Libya itu mengatakan, " Kisah saya mengubah cara pikir warga Amerika tentang Muslim."
Menurut Bzeek, Muslim di AS terlanjur lekat dengan pandangan sebagai kriminal, pembunuh, manusia yang tidak benar. Sementara Islam dianggap agama yang dekat dengan darah dan kepedihan.
" [Namun] setelah mendengar cerita saya, saya menunjukkan pada mereka apa Islam sebenarnya. Islam adalah soal cinta dan kasih sayang dan simpati kepada orang lain."
Kisah Bzeek mulai terangkat ke publik melalui laporan Los Angeles Times tahun lalu, yang berjudul Aku tahu mereka akan meninggal. Ayah ini merawat anak-anak yang kesakitan.
Sejak itulah banyak orang mengaku terinspirasi olehnya.
Bzeek mengingat, kisahnya menginspirasi seorang ateis. " Setelah membaca kisah Anda, saya berharap Tuhan itu ada sehingga Dia bisa memberikan pahala pada Anda," kata orang ateis itu.
Menurut Bzeek, dia telah merawat lebih dari 80 anak di AS sejak 90-an.
" Sepuluh di antaranya meninggal dunia, saya memeluk mereka (saat mereka meninggal)," ucap dia.
Beberapa bayi yang diberinya kasih sayang bahkan belum memiliki nama. Bzeek kemudian memberikan nama Muslim bagi mereka.
" Saya besarkan mereka sebagai Muslim."
© (Genaro Molina / Los Angeles Times)
Tindakan Bzeer diapresiasi Turki. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan penghargaan untuk Bzeek.
Dalam pidatonya saat menganugerahi Bzeek penghargaan International Benevolence Award di Ankara, Erdogan berkata kisah-kisah Bzeek ini memberi secercah harapan bagi dunia yang semakin dipenuhi dengan kekerasan dan kebrutalan.
Bzeek kemudian menceritakan kesulitannya dalam menangani anak-anak dengan penyakit kronis dan membutuhkan perawatan khusus.
" Ini pekerjaan yang sangat sulit," kata dia. " Mereka harus minum banyak obat, mereka harus hidup dengan banyak mesin."
Bzeek bahkan kerap terjaga sepanjang malam karena harus menjaga mereka.
" Jadi, ini adalah liburan pertama saya sejak tujuh tahun lalu," ucap dia.
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai insinyur kelistrikan ini rupanya sudah akrab dengan perawatan anak. Dia sendiri memiliki seorang anak lelaki berkebutuhan khusus bernama Adam.
Masih lekat juga dalam ingatan Bzeek akan anak angkat pertamanya.
" Saat dia meninggal, saya sangat terpukul dan sedih. Saya menangis selama tiga hari," kisah Bzeek.
Bzeek, seorang Muslim yang taat, berujar dia tak peduli pada agama, warna kulit, atau negara asal anak-anak yang dirawatnya.
" Seorang gadis Meksiko," kenang dia.
Gadis kecil itu baru berusia sebulan ketika Bzeek mengangkatnya. Pada 1991, dia meninggal dunia setelah dua setengah tahun tinggal bersama-sama Bzeek dan keluarganya.
" Itu adalah saat yang sangat berat, juga pengalaman pertama saya ditinggal mati oleh seorang anak yang sehari-hari tinggal di rumah saya."
© (Genaro Molina / Los Angeles Times)
Pada 1995, Bzeek dan istrinya memutuskan mengangkat anak-anak dengan penyakit kronis.
" Saya memilih mereka sebagai sesama manusia, saya rawat mereka seperti anak sendiri, dan kami tidak pernah memperlakukan mereka seperti anak angkat," lanjut dia.
" Saya diberi tahu bahwa rumah kami adalah satu-satunya di Los Angeles yang mengambil anak-anak yang diperkirakan bakal segera meninggal," ucap dia.
Bzeer menyebut tak ada orang lain yang mau mengambil mereka karena anak-anak ini sekarat.
" Saya mencoba membuat mereka kerasan. Saya membuat mereka merasa memiliki keluarga, kakak dan adik. Mereka akan merasa aman dan seseorang akan merawat mereka.
" Dan seseorang akan berada di samping mereka di saat-saat terakhir hidup mereka."
(Sah)
Advertisement
Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan

Komunitas Pengguna Motor Listrik PEVR Pecahkan Rekor MURI

7 Rekomendasi Matcha Cafe di Jakarta, Surga Bagi Pecinta Matcha

Presiden AS Donald Trump: Indonesia Teman Baru Saya

Syarat WNI Bisa Umrah Mandiri Tanpa Biro


Kabar Gembira! Kemhub Gelar Mudik Gratis untuk Natal dan Tahun Baru 2025/2026

Hadapi Cuaca Panas Ekstrem, Ini Pentingnya Pilih Air Minum Berkualitas

Wanita Ini Punya 1.035 Koleksi Minions dan Raih Rekor Dunia Guinness

Mengenal Pewarna Karmin Berbahan Dasar Serangga, Apakah Halal?

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan

Hadapi Proses Cerai Raisa Tetap Berprestasi, Karyanya Masuk 5 Kategori AMI Awards 2025!

Micro Drama China Naik Daun, Pendapatannya 2030 Diprediksi Capai Rp269 Triliun