Bupati Siau Tagulandang Biaro, Evangelian Sasingen (YouTube @BNPB)
Dream - Meski sudah muncul di seluruh provinsi di Indonesia, ternyata ada satu daerah yang sama sekali tidak terpapar wabah Covid-19. Yang mengesankan, daerah ini sama sekali tidak mencatat adanya kasus Covid-19 sejak penyakit ini pertama kali terdeteksi di Tanah Air.
Daerah tersebut yaitu Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Meski bebas Covid-19 sejak pertama kali pandemi ini muncul, protokol kesehatan tetap dijalankan penuh oleh masyarakat.
Bupati Sitaro, Evangelian Sasingen, mengatakan pihaknya sudah sejak awal melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya Covid-19. Bahkan sudah mengambil langkah antisipasi sejak awal Maret, saat pandemi mulai melanda Indonesia.
" Sejak awal Maret kami sudah antisipasi, sebelum Presiden menetapkan bahwa di Indonesia telah ada Covid-19, kamu sudah mulai menyosialisasikan ke masyarakat," ujar Eva dalam talkshow yang disiarkan melalui channel YouTube BNPB.
Eva mengatakan sosialisasi marak digelar lewat rumah ibadah dan melibatkan tokoh masyarakat. Cara ini mempermudah penyampaian informasi kepada masyarakat hingga tingkat bawah.
Saat muncul kasus pertama di Indonesia, kata Eva, pihaknya membentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 mulai tingkat kabupaten hingga kampung. Selain itu, pihaknya juga memberlakukan pembatasan akses masuk pada jalur yang menghubungkan Sitaro dengan Kota Manado.
Tindakan selanjutnya adalah membangun fasilitas isolasi mulai tingkat desa hingga kabupaten untuk orang dari luar Sitaro. Orang yang masuk ke Sitaro diharuskan menjalankan isolasi selama dua pekan sebelum pulang ke rumah.
Eva mengakui sempat muncul klaster pertama Covid-19 dari pasar tradisional di akhir Mei lalu. Pemkab pun langsung bergerak menutup pasar dan melakukan sterilisasi.
Gugus tugas lokal juga segera melakukan pelacakan kontak dekat di setiap kelurahan. Pasien reaktif ditampung di rumah singgah untuk menjalankan isolasi sembari menunggu hasil tes usap (swab test) yang biayanya ditanggung penuh Pemkab.
Saat ini, Sitaro sudah ditetapkan dalam status zona hijau. Kabupaten ini sudah nol kasus Covid-19.
Meski demikian, Eva menegaskan protokol kesehatan tetap diterapkan hingga saat ini. Masyarakat tetap diharuskan menjalankan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak aman dan mencuci tangan dengan sabun.
" Walaupun zero (nol kasus Covid-19), tetapi masyarakat tetap harus patuh terhadap protokol kesehatan," kata dia.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Sebagian besar dokumentasi klinis menyatakan penularan Covid-19 terbesar terjadi di dalam ruangan. Tetapi, para ahli tetap menyatakan memakai masker di luar ruangan sangatlah penting.
Peluang meningkatnya penularan muncul pada kondisi di mana orang-orang berdiri berdekatan satu sama lain dan berbicara dalam waktu relatif lama. Seperti ketika pesta maupun kegiatan olahraga.
Banyak penelitian mencatat sejak awal pandemi Covid-19 terjadi, infeksi terjadi di dalam ruangan. Seperti dalam restoran, rumah, pabrik, kantor, dalam kereta api maupun pesawat.
Tetapi, terdapat satu studi yang terbit pada April mengidentifikasi kasus penularan Covid-19 di luar ruangan yang terjadi antara dua warga desa China. Dari analisis terhadap 25 ribu kasus yang belum semuanya dikaji secara independen, enam persen kasus dihubungkan dengan kondisi luar ruangan seperti event olahraga atau konser musik.
" Hampir tidak ada kasus yang dapat kami identifikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di luar ruangan," ujar Mike Weed, profesor dan peneliti pada Canterbury Christ Church University in the United Kingdom, selaku penulis artikel tersebut.
Data yang muncul mengindikasikan berada di luar ruangan lebih aman dibandingkan di dalam ruangan untuk aktivitas dan jarak yang sama. Para ahli yang terlibat dalam penelitian tersebut juga menyatakan risiko penularan jauh lebih rendah di luar daripada di dalam ruangan karena virus yang dilepaskan ke udara dapat dengan cepat menjadi encer melalui atmosfer.
Sebagai gambaran, para ahli membandingkan aerosol dengan asap rokok. Di mana asap rokok dapat segera lenyap ketika berada di udara.
Sejak Februari berbagai penelitian telah menunjukkan indikasi penularan melalui udara lewat tetesan mikroskopis (aerosol) tidak terlihat. Tetesan ini keluar dari tubuh manusia ketika berbicara, menyanyi, maupun bersin.
Tetesan terkecil mengapung di udara selama beberapa menit atau jam, tergantung pada ventilasi suatu ruangan. Di ruangan yang berventilasi buruk tetapi juga di luar antara dua bangunan tanpa sirkulasi udara, tetesan dapat menumpuk dan terhirup oleh orang yang lewat.
Dosis partikel virus yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi tidak diketahui. Tetapi semakin besar dosisnya, " semakin besar kemungkinan terinfeksi," kata Steve Elledge, ahli genetika dan ahli virus dari Universitas Harvard di Negara Bagian Massachusetts, AS.
Linsey Marr, ahli penularan virus melalui udara dari Virginia Polytechnic Institute dan State University di Blacksburg, Virginia, AS, merekomendasikan untuk memakai masker di luar jika area tersebut ramai. " Atau Anda akan sering melewati orang, katakanlah, lebih dari satu per menit sebagai pedoman tetapi bukan aturan mutlak," kata Marr.
" Saat kami berjalan melewati orang-orang di luar, kami mungkin mencium bau asap yang mereka embuskan, setiap paparan singkat tunggal berisiko rendah, tetapi eksposur semacam itu mungkin bertambah seiring waktu," jelasnya.
“ Saran saya mengikuti prinsip kehati-hatian dan fakta bahwa memakai masker tidak membahayakan,” tambah Marr.
Di teras restoran, sekelompok ilmuwan merekomendasikan untuk menjaga jarak aman antara meja dan mengenakan masker saat tidak makan. Ada terlalu banyak variabel untuk menghitung risiko yang tepat di trotoar atau di taman, tergantung pada angin dan jumlah orang, juga matahari.
Sinar ultraviolet membuat virus mati, tetapi kecepatan penularan virus bisa terjadi mulai dari beberapa menit hingga satu jam bergantung pada intensitas matahari.
Oleh karena itu dalam hal kesehatan masyarakat, para ahli percaya pada akhirnya lebih efisien untuk memiliki pedoman yang sederhana dan jelas.
" Memiliki kesepakatan universal untuk terus menggunakan masker adalah strategi yang paling aman," jelas Kristal Pollitt, profesor epidemiologi dan teknik lingkungan di Universitas Yale, di Negara Bagian Connecticut, AS, dikutip dari South China Morning Post.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Sate Maranggi Go International, Bikin Chef Indonesia Jadi Chef of The Year

VES Community, Komunitas Pecinta Mobil SUV atau JIP Keluaran Suzuki

10 Universitas di Indonesia dengan Lulusan Paling Dilirik di Dunia Kerja Versi QS

Polemik FotoYu yang Ramai Dikritisi, Komdigi Angkat Bicara

Pegawai Jakarta Bergaji di Bawah Rp6,2 Juta Bisa Naik MRT, LRT, dan BRT Gratis 6 Bulan


Karyawan Ini Tolak Kembalikan Uang Salah Transfer Rp1,4 Miliar
        
    BMKG Peringatkan Puncak Musim Hujan Sudah Tiba, Risiko Bencana di Depan Mata

Detik-detik Bobby Kertanegara Diserang Kucing Gendut, Suasana Jadi Tegang
Gen Z Jadi Doktor Termuda di UGM! Rizky Aflaha Lulus S3 di Usia 25

Sate Maranggi Go International, Bikin Chef Indonesia Jadi Chef of The Year

VES Community, Komunitas Pecinta Mobil SUV atau JIP Keluaran Suzuki

10 Universitas di Indonesia dengan Lulusan Paling Dilirik di Dunia Kerja Versi QS