Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Tim peneliti Imperial College London (ICL) berencana menjalani uji klinis tahap III vaksin Covac di Indonesia. Covac merupakan vaksin yang ditemukan pimpinan ICL, Profesor Robbin Shattock.
Vaksin yang dikembangkan ICL berbasis strand kode genetik RNA sintesis. Pengembangannya menggunakan teknologi self-amplifying RNA (saRNA).
Rencana ini disampaikan ICL ketika berdiskusi secara virtual dengan para peneliti Indonesia dipimpin Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Slamet. Diskusi ini merupakan tindak lanjut penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Kementerian Kesehatan dengan ICL dan VacEquity Global Health Ltd (VGH) untuk pengembangan vaksin Covid-19 melalui uji klinis bersama.
" Indonesia menyambut baik kerja sama uji klinis fase III dengan ICL sebagai upaya untuk menanggulangi pandemi Covid-19," ujar Slamet.
Slamet berharap uji klinis dapat dilaksanakan paling lambat awal 2021. Ini mempertimbangkan rencana pemerintah Indonesia yang akan melaksanakan vaksinasi massal mulai 2021.
Dalam diskusi tersebut, Shattock menyampaikan paparan hasil uji klinis vaksin Covac tahap I dan II. Sebanyak 340 relawan dilibatkan dalam dua tahap uji klinis tersebut untuk mengetahui aspek keamanan dan kemampuan vaksin menginduksi respon imun tubuh.
Selain itu, Shattock menyebutkan vaksin berbahan RNA sintesis ini lebih efektif. Mengingat 1 liter RNA sintesis dapat menghasilkan 5 juta dosis.
Kepala Litbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Irmansyah, menyampaikan gambaran singkat layanan kesehatan di Indonesia. Di Juga faktor strategis Indonesia untuk uji klinis, prosedur pelaksanaan, serta beberapa contoh pengalaman uji klinis.
Diskusi tersebut menghasilkan kesepakatan untuk penyempurnaan protokol yang diharapkan dapat menjadi panduan dalam pelaksanaan uji klinis tahap III, dikutip dari Kemkes.go.id.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Ada tiga protokol kesehatan yang selalu diingatkan untuk selalu dilakukan demi mencegah penularan Covid-19. Yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak 2 meter (3M).
Bukan hanya mengenakan masker, dua hal lainnya juga harus dilakukan secara bersamaan. Tak bisa hanya dilakukan salah satu demi menurunkan risiko penularan.
Jadi kita tak bisa hanya mengenakan masker, tapi juga menjaga jarak hindari kerumunan dan mencuci tangan dengan sabun. Vaksin pun juga harus diberikan meskipun tiga hal tersebut sudah dilakukan.
Sahabat Dream penasaran mengapa demikian?
Dokter Riezkie, asal Malang memberikan penjelasan yang cukup sederhana melalui akun Twitter.
Ia menjelaskan protokol kesehatan harus dilakukan karena satu metode pencegahan memiliki kekurangan, tidak ada yang sempurna. Semua harus dikerjaan agar pencegahan jadi efektif dan optimal.
Di baca yah gaes... pic.twitter.com/hUxnUnxIg5
— dr Riezkie (@dr_riezkie)October 14, 2020
" Sehingga kita berupaya melakukan metode lain agar mendapatkan perlindungan semaksimal mungkin," tulis dr. Riezkie dalam cuitannya.
Jadi pastikan melakukan ketiga metode pencegahan secara bersamaan ya, Sahabat Dream.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Upgrade Gaya Hidup Digitalmu dengan eSIM XL PRIORITAS, Pilihan Premium Masa Kini

Ibadah Lancar, Komunikasi Aman: Tips Itinerary Umroh & Internet Hemat


Bencana di Sumatera Sebabkan Krisis Air Bersih bagi Warga Terdampak

Resmi Diluncurkan, Viva Retinol Serum Hadirkan 3x Presisi Perawatan Kulit dalam Setiap Tetes
