Dream - Aksi jual besar-besaran yang melanda lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya memaksa indeks saham terjun bebas ke zona merah. Isu pelemahan mata uang negara berkembang dijadikan alasan pemodal untuk melepas saham.
Koreksi dalam pasar modal domestik justru terjadi di tengah indeks saham acuan Hang Seng dan Nikkei bergerak naik. Kedua indeks ini menguat tipis masing-masing 0,19 persen dan 0,08 persen.
Pada penutupan perdagangan harian BEI, Jakarta, Senin, 9 Desember 2014, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok 43,98 poin (0,85%) ke level 5.144,01.
Aksi terjun bebas yang melanda IHSG dipicu turunnnya harga saham dari 237 emiten penghuni BEI. Sisanya, sebanyak 86 emiten bergerak menguat dan 78 lainnya stagnan.
Transaksi jual beli saham kali ini melibatkan 69,65 juta saham dengan dana bergulir hingga Rp 5,07 triliun.
Investor asing yang sejak akhir pekan lalu menggelar aksi jual saham kembali melakukan hal serupa. Nett sell asing di awal pekan ini mencapai Rp 391 miliar.
Lantai bursa saham Indonesia sama sekali tak menyisakan indeks sektor saham di zona hijau. Emiten pertanian mencetak penurunan terbesar hingga 2,33 persen, diikuti properti 1,73 persen, dan pertanian 1,46 persen.
IHSG sebetulnya sempat memberikan harapan usai dibuka menguat di sesi pra pembukaan. Bahkan tak butuh waktu sejam bagi IHSG untuk menembus level 5.207.
Sayang, isu pelemahan mata uang rubbel Rusia terhadap dolar AS menggiring pelaku pasar melakukan aksi jual. Koreksi kurs rubbel ini dipicu terus melemahnya harga minyak mentah dunia.
Awan negatif yang menaungi bursa saham Indonesia tak pelaku ikut membuat indeks saham syariah ikut tersungkur.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang dibuka menguat, berbalik terjun bebas 1,57 poin (0,94%) ke level 165,73.
Penghuni ISSI didominasi koreksi harga saham yang dialami 155 emiten. Beruntung masih ada 48 emiten syariah yang bergerak menguat dan 43 lainnya memilih diam di tempat.
Laju ISSI yang sempat menyentuh level tertinggi 168,04 ini diwarnai aksi jual beli 46,72 juta lembar saham. Transaksi ini melibatkan dana hingga Rp 3,56 triliun.
Di jajaran saham unggulan syariah, nasib tak berbeda jauh dialami Jakarta Islamic Index (JII).
Indeks saham berisi 30 emiten bluechips syariah ini menutup perdagangan dengan melemah 7,50 poin (1,09%) ke level 680,77. JII hanya meninggalkan 3 emiten di zona hijau dan 24 lainnya tersungkur ke teritori negatif.
Tiga emiten bluechips syariah di zona hijau itu adalah SMGR yang menguat Rp 75, AKRA Rp 10, dan SSMA Rp 5 per saham.
Sementara top losser JII dihuni oleh UNVR yang terkoreksi Rp 525, AALI Rp 500, PTBA Rp 275, INCO Rp 155, dan ICBP Rp 150 per saham. (Ism)
Advertisement
DPR Desak BGN Larang Total Ultra Processed Food di Menu MBG
Lowongan Secret Agent Inggris MI6 Diumbar di Instagram, Mau Jadi `James Bond` di Dunia Nyata?
7 Cara Mengajarkan Anak Mengenal Emosi Lewat Intonasi Suara agar Mudah Dipahami
Pengasuh Ponpes Al Khoziny yang Ambruk: Ini Takdir dari Allah
Resep Macaron Elegan yang Bikin Tamu Terkesan ala Bon Appétit Your Majesty
5 Sumber Cuan Sabrina Chairunnisa, Istri Deddy Corbuzier di Tengah Isu Keretakan Rumah Tangga
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Detik-detik Uya Kuya Kembali ke Rumah Usai Dijarah, Kondisinya Memprihatinkan
Keseruan Hairstyling Bareng Viva Cosmetics dan Remington di Campus Beauty Fair
Grab Dukung Kesetaraan Penyandang Disabilitas Lewat `Teman Setara`
Bayi Keluarkan Cairan di Payudaranya Mirip ASI? Ketahui Faktanya