Rukun Sholat Idul Adha (Foto Ilustrasi: Shutterstock.com)
Dream – Di saat hari raya Idul Adha tiba, hal yang sebaiknya tidak ditinggalkan adalah menjalankan sholat Idul Adha atau disebut juga dengan sholat ied. Meskipun sholat ini hukumnya tidak wajib, sangat dianjurkan kepada umat Islam agar mengerjakannya. Apalagi sholat ini hanya dilaksanakan satu kali dalam setahun.
BACA JUGA: Ketahui Rukun Sholat, Niat Dan Tata Cara Sholat Idul Fitri
Pelaksanaan sholat Idul Adha memang berbeda dengan sholat sunah maupun sholat wajib biasanya. Baik itu perbedaan dalam hal niat, jumlah rakaat, dan rukunnya. Oleh karena itu, sebelum hari H sahabat Dream sebaiknya mengetahui terlebih dahulu bagaimana tata cara serta bacaan saat sholat Idul Adha, apa saja rukun sholat Idul Adha yang tidak boleh ditinggalkan di dalamnya.
Jika pelaksanaan sholat Idul Adha dilakukan dengan baik dan benar, tentunya sempurna sudah dalam menunaikan ibadah sholat Idul Adha. Nah, berikut adalah rukun sholat Idul Adha sebagaimana dirangkum oleh Dream melalui berbagai sumber.
Sebelum membahas tentang apa saja rukun sholat Idul Adha, alangkah lebih baik jika sahabat Dream mengetahui terlebih dahulu tentang syarat-syarat sholat Idul Adha. Berikut adalah beberapa syaratnya yang dikutip dari umma.id.
Dilakukan setelah Terbit Matahari
Syarat yang pertama sholat Idul Adha adalah dilaksanakan setelah terbit matahari. Hal ini dijelaskan oleh Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi tentang waktu pelaksanaan sholat Idul Adha dan Idul Fitri:
“ Waktu shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dimulai dari naiknya matahari setinggi satu tombak sampai tergelincir. Yang paling utama, shalat Idul Adha dilakukan di awal waktu agar manusia dapat menyembelih hewan-hewan kurban mereka, sedangkan shalat Idul Fithri diakhirkan agar manusia dapat mengeluarkan zakat Fithri mereka.” [Minhajul Muslim 278].
Dilaksanakan di Tempat Terbuka Jika Tidak Hujan
Jika cuacanya sedang tidak hujan, sebaiknya sholat Idul Adha dilaksanakan di tempat yang terbuka atau tanah lapang. Meski begitu, dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat. Di mana menurut madzhab Syafi’i, sholat Idul Adha sebaiknya dilaksanakan di masjid jika masjid yang ditempati berukuran besar dan bisa menampung semua jamaah yang hadir.
Dilakukan secara Berjamaah
Syarat sholat Idul Adha yang beerikutnya adalah dilakukan secara berjamaah. Namun, jika memang ada halangan, maka boleh untuk melakukan sholat Idul Adha secara sendiri di rumah. Misalnya saja saat pandemi lalu, umat Islam justru dianjurkan agar melaksanakan sholat Idul Adha di rumah saja. Hal ini dijelaskan dalam kitab Al-Iqna fiqh Asy-Syafi’i olh Abu Hasan Ali Al-Bagdadi berikut:
“ dan hendaklah melaksanakan sholat dua hari raya dalam keadaan hadir maupun bepergian, baik dengan berjamaah maupun sendiri-sendiri”.
Setelah mengetahui apa saja syarat sholat Idul Adha, berikut adalah beberapa rukun sholat Idul Adha yang harus sahabat Dream ketahui:
1. Membaca niat sholat Idul Adha.
اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا /إِمَامًا) للهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan 'iidil adhaa rok'ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya: " Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala."
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Takbiratul ihram.
4. Membaca surat Al-Fatihah
5. Melakukan rukuk dengan tuma’ninah.
6. I’tidal dengan tuma’ninah.
7. Sujud dengan tuma’ninah.
8. Duduk di antara dua sujud.
9. Membaca tahiyat.
10. Tertib.
Ada yang berbeda saat melaksanakan sholat ied dengan sholat-sholat lainnya. Di mana sahabat Dream akan melakukan takbir pada rakaat yang pertama sebanyak tujuh kali dan rakaat kedua sebanyak lima kali. Lalu, apakah alasannya?
Seperti dikutip dari mui.or.id, hal ini mengarah kepada falsafah takbir di dalam sholat yang terdapat dua sisi penjelasan.
Pertama, dari sisi fiqhi bahwa takbir dalam sholat fardhu dan sunah terdapat dua takbiratul ihram dan intiqal. Takbiratul ihram dilakukan pada awalan sholat, sedangkan takbir intiqal merupakan perpindahan dari rakaat ke rakaat yang selanjutnya.
Dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha terdapat takbiraatu al-zawaid (tambahan selain takbir ihram dan takbir intiqal). Menurut Imam Hanafi, tambahan pada rakaat yang pertama hanya dilakukan takbir sebanyak tiga kali saja dan di rakaat kekdua juga tiga kali takbir tambahan.
Kemudian dari Imam Maliki dan Hanbali, takbir tambahan dilakukan sebanyak enam kali untuk rakaat pertama di luar takbir ihram. Lalu pada rakaat kedua sebanyak lima kali takbir.
Sedangkan menurut Imam Syafi’i, pada rakaat pertama dilakukan tujuh kali takbir tambahan dan lima kali takbir pada rakaat kedua. Secara fiqhi, hal ini tidaklah ada alasan tentang jumlah tertentu karena hal tersebut adalah tauqify atau suatu ketentuan yang sudah digariskan oleh Nabi Muhammad saw.
Kedua, falsafah takbir ihram adalah takbir yang mengharamkan segala perbuatan yang tidak ada hubungannya dengan sholat. Untuk takbir intiqal adalah perpindahan gerakan sholat dengan tujuan memecah kebeningan, sehingga imam diharuskan untuk mengeraskan suaranya. Untuk salam ke kanan dan kiri saat di akhir sholat, hal tersebut adalah salam tahlil yang secara filosofi berarti menghalalkan kembali gerakan yang selain dari gerakan sholat.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas