Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gejala yang Tersisa Setelah Sembuh dari Covid-19

Gejala yang Tersisa Setelah Sembuh dari Covid-19 Foto : Shutterstock

Dream- Covid-19 telah menyerang 31,6 juta jiwa orang di seluruh dunia dengan sekitar 970 ribu di antaranya telah meninggal dunia. Harapan tak sepenuhnya tertutup. Ratusan ribu pasien Covid-19 telah berhasil sembuh dari wabah yang sudah berusia hampir setahun ini. 

Namun para pasien yang sembuh ini masih meninggalkan sisa-sisa gejala yang tidak menyenangkan bagi mereka yang mengalaminya.

Apa saja gejala yang tersisa oleh mereka yang sembuh dari Covid-19? Business Insider berbicara pada 80 orang yang memiliki gejala menetap tersebut. Berikut kesaksian beberapa orang yang melaporkan telah sembuh dari Covid-19 namun masih merasakan gejala akibat terinfeksi Covid-19.

Menyisakan Gejala

Meski telah dinyatakan sembuh, ribuan orang yang pernah terinfeksi Covid-19 melaporkan masih mengalami gejala yang berbeda satu dengan lainnya. Pasien sembuh masih ada yang mengalami demam, kabut otak, kehilangan memori, mimisan, sesak napas, kehilangan penglihatan, dan gejala lainnya. 

Elisa McCafferty, seorang pekerja asal Reading, Inggris, yang mengalami kondisi tersebut mengatakan, beberapa orang beruntung karena bisa pulih dalam beberapa pekan setelah dinyatakan positif. Namun, tidak semua seberuntung mereka. 

Gejala setelah sembuh dari covid-19

"Bagi kami pemulihan butuh waktu yang lebih lama," katanya, seperti dilansir Business Insider.

Selalu Merasa Kelelahan

Cerita lainnya disampaikan oleh warga San Antonio, Amerika Serikat, Hector Martinez (33). Sebelum terinfeksi Covid-19, ia mengaku tak memiliki masalah kesehatan mental namun kini ia merasakan kecemasan dan depresi.

Empat bulan setelah merasakan gejala pertama, ia masih merasa sakit, selalu merasa kelelahan dan mengalami kabut otak. 

"Pada beberapa hari aku merasa bahagia tapi di beberapa hari lainnya aku merasa tidak memiliki perasaan apapun," ujarnya. 

Kehilangan Kemampuan Daya Ingat

Martinez adalah seorang tukang listrik. Namun, ketika ia kembali bekerja pada Juli lalu, anehnya ia tidak mampu mengingat bagaimana cara memasang sakelar lampu. Kini, ia hanya bisa bekerja beberapa hari dalam satu waktu dan merasa tidak aman tentang masa depannya. 

"Rasanya seperti aku pertama kali melakukannya. Aku menangis di perjalanan pulang dan berpikir, mengapa ini bisa terjadi padaku?" katanya. 

Masih Tersiksa Gejala yang Sama

Elissa Miolene (27), warga New York City yang pernah terinfeksi Covid-19, juga merasakannya. Ini sudah lebih dari 115 hari setelah ia dites positif, namun Elissa masih merasakan gejala-gejala yang sama. 

"Bagiku, hidup saat ini adalah tentang bangun di tengah malam dan menangis karena aku merasakan sangat sakit tetapi tidak tahu kenapa," katanya. 

Gejala setelah sembuh dari covid-19

Elissa dulunya adalah perempuan 20 tahunan yang aktif dan sehat. Namun kini, ia harus mengandalkan terapi fisik virtual untuk mengatasi nyeri punggung dan dada yang dirasakannya. 

"Aku tidak tahu kapan aku akan lebih baik. Tidak tahu kapan aku bisa merasakan diriku sendiri lagi, atau kapan bisa melakukan hal-hal yang aku sukai lagi," kata dia. 

7 Bulan Masih Merasakan Sakit

Sementara itu, warga asal Boise, Idaho, Amerika Serikat, Stephen Smith (64) adalah salah seorang pasien yang memiliki gejala bertahan paling aneh. Ia terkena infeksi Covid-19 pada Februari lalu setelah perjalanan dinas ke Asia. Kemudian ia merasakan demam, infeksi usus, kerontokan rambut, jempol kaki membengkak, dan sakit kepala. Tujuh bulan kemudian, ia masih merasakan sakit.

Gejala setelah sembuh dari covid-19

"Kau harus percaya bahwa ini serius dan berpotensi membuatmu sangat sakit, dan dalam beberapa kasus bisa membunuhmu," kata Smith. 

Masih Merasakan Sesak Napas

Lebih dari lima bulan setelah terinfeksi dalam sebuah kapal pesiar, warga lainnya, McCafferty (48), juga masih merasakan gejala sesak napas dan sangat mudah kelelahan. Ia mengaku kesulitan naik tangga untuk pergi ke toilet tanpa kehabisan napas. 

"Ada hari di mana aku menangis tanpa alasan. Kondisi itu hanya akan membuatku marah," ungkapnya. 

Hari-hari yang sangat buruk baginya adalah ketika ia merasa sangat tidak memiliki energi. McCafferty mengaku bisa tidur selama sembilan hingga 10 jam pada malam hari, tetapi tulangnya masih terasa lelah ketika bangun. Bahkan, ia bisa jatuh jatuh pingsan. 

"Kemudian otakku seperti berkabut. Aku juga bisa berada di tengah-tengah kalimat saat berbicara denga klien atau temanku, lalu aku bisa benar-benar lupa dengan apa yang ku katakan," sambungnya. 

Ini Kata Para Ahli

Sayangnya, gejala akibat virus korona yang menetap ini masih belum menjadi perhatian serius, seperti perlombaan untuk menemukan vaksin. Namun, setidaknya beberapa dokter menyadari hal itu. Ahli saraf Svetlana Blitshteyn, misalnya, mengatakan pernah merawat beberapa pasien dengan kasus seperti Martinez. 

Beberapa pasien datang ke kliniknya dengan gejala baru seperti kelelahan, pusing, kesulitan berdiri, jantung berdebar, sesak napas, hingga tidak mampu berolahraga seperti sebelumnya.

"Atau mereka juga mengalami sakit kepala, mati rasa, gangguan tidur, masalah kognitif, serta masalah suasana hati," ungkapnya.

Sementara ahli jantung Saiya Khan mengatakan, pasien dengan gejala kelelahan adalah salah satu gejala pasca-Covid yang sering ditemui pada pasiennya.

"Yang kami temukan adalah mereka merasa lelah luar biasa beberapa minggu atau bulan setelahnya," kata Khan.  

Kebingungan Harus Berbuat Apa

Ketidakpastian ini sekarang menghantui ribuan orang yang bertanya-tanya apakah mereka sekarang memiliki kondisi kronis. Mereka juga kerap bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengenai apa yang akan mereka lakukan dalam hidup dalam kondisi seperti itu. 

"Jadi, setiap aku pergi tidur, aku selalu berdoa kepada Tuhan agar keesokan harinya kondisi menjadi lebih baik," kata Martinez.

Gejala setelah sembuh dari covid-19

Memiliki Gejala Menetap

Sebuah studi tentang gejala virus corona yang menetap menemukan bahwa pada 87% pasien setidaknya mereka mengalami satu gejala menetap. Pada awal pandemi, otoritas kesehatan mengatakan bahwa pemulihan Covid-19 biasanya membutuhkan waktu sekitar dua minggu dan orang tua lebih berisiko tinggi. 

Namun pada Juli, jelas bahwa 20% dewasa muda tanpa penyakit penyerta tetap menderita gejala, bahkan hingga tiga minggu setelah dites positif. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kini menyadari bahwa Covid-19 dapat menyebabkan penyakit berkepanjangan. 

(Sah, Sumber : Business Insider)

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
9 Cara Ampuh Atasi Gangguan Kecemasan

9 Cara Ampuh Atasi Gangguan Kecemasan

Beberapa orang mungkin mengalami gangguan kecemasan yang bisa semakin parah. Yuk, simak cara mengatasinya!

Baca Selengkapnya
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.

Baca Selengkapnya
3 Kondisi Medis Menyakitkan yang Sering Disamakan dengan Melahirkan

3 Kondisi Medis Menyakitkan yang Sering Disamakan dengan Melahirkan

Banyak orang yang penasaran dengan rasa sakit melahirkan. Tiga kondisi ini mungkin bisa sedikit menggambarkannya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kaesang Sebut Bansos Pandemi Dikorupsi Lebih Bermasalah, Ganjar: Dua-duanya Disikat Saja

Kaesang Sebut Bansos Pandemi Dikorupsi Lebih Bermasalah, Ganjar: Dua-duanya Disikat Saja

Kaesang Sebut Bansos Pandemi Dikorupsi Lebih Bermasalah, Ganjar: Dua-Duanya Disikat Saja

Baca Selengkapnya
Viral Kondisi Tersangka Pembunuhan 5 Orang Satu Keluarga Buntut Cinta Tak Direstui

Viral Kondisi Tersangka Pembunuhan 5 Orang Satu Keluarga Buntut Cinta Tak Direstui

Viral Keadaan Junaedi Mendekam di Penjara, Remaja Tega Bunuh Satu Keluarga Buntut Cinta Tak Direstui

Baca Selengkapnya
Pria Suaranya Tiba-tiba Parau dan Muntah Darah, Dikira Flu Biasa, Pas Diperiksa Ternyata Ada Lintah Hidup Nempel di Tenggorokan

Pria Suaranya Tiba-tiba Parau dan Muntah Darah, Dikira Flu Biasa, Pas Diperiksa Ternyata Ada Lintah Hidup Nempel di Tenggorokan

Lintah biasanya dapat masuk ke dalam tubuh manusia disebabkan kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan.

Baca Selengkapnya
Keluhan Tubuh yang Jadi Tanda Kalau Level Cemas Sedang Sangat Tinggi

Keluhan Tubuh yang Jadi Tanda Kalau Level Cemas Sedang Sangat Tinggi

Banyak orang alami gejala kecemasan hingga menghambat kegiatan sehari-hari. Cegah dan atasi hal tersebut dengan beberapa kebiasaan sehat.

Baca Selengkapnya
Sering Menangis Tanpa Alasan, Bisa Jadi Pertanda Kondisi Ini

Sering Menangis Tanpa Alasan, Bisa Jadi Pertanda Kondisi Ini

Kondisi ini, yang sering disebut sebagai "overwhelmed", dapat berdampak tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya
Jantung Berdebar dan Keringat Dingin, Bisa Jadi Gejala GERD

Jantung Berdebar dan Keringat Dingin, Bisa Jadi Gejala GERD

Gejala gangguan pencernaan bisa terjadi tanpa sadar. Kenali berbagai gejalanya agar tahu solusi yang tepat.

Baca Selengkapnya