Chairman Korean Air Meminta Maaf Atas Kelakukan Putrinya (Business Insider)
Dream - Menjadi keluarga terkaya hingga generasi ketiga mungkin terdengar menyenangkan. Namun ketika menghadapi urusan warisan, masalah bisa menjadi pelik bahkan hubungan persaudaraan bisa terputus.
Pertikaian masalah ahli waris perusahaan adalah hal yang umum terjadi dalam sejarah Keluarga Terkaya di Asia. Ahli waris sekarang telah menjadi kekuatan utama dalam industri di Asia.
Tidak mengherankan, kekuatan seperti itu sering melahirkan kecemburuan dan keserakahan, menyebabkan persaingan antara saudara dan kerenggangan yang mendalam.
Mengutip laman Forbes, Kamis, 22 Oktober 2015, berikut adalah sisi gelap dari keluarga terkaya di kawasan Asia:
1. Keluarga Lee
Pada tahun 1938, pendiri Samsung Lee Byung-Chull memulai sebuah perusahaan perdagangan di Daegu.
Dengan cepat, dia mengubah haluan bisnis dari perusahaan kecil pengekspor pakaian menjadi sebuah kerajaan luas yang memasok kebutuhan makanan, tekstil dan elektronik di dunia.
Pada tahun 1987, dua minggu setelah kematian Byung-Chull, putra ketiganya Lee Kun-Hee mengambil alih bisnis dan mendorong perusahaan ke level yang luar biasa. Di bawah kepemimpinannya, penjualan Samsung melonjak drastis dari US$ 24 miliar menjadi US$ 305 miliar pada tahun lalu.
Hal itu menjadi bukti kejelian Byung-Chull akan masa depan Samsung dengan menetapkan Kun-Hee sebagai penggantinya. Namun dua puluh lima tahun setelah kematian pendiri Samsung itu, putra sulungnya, almarhum Lee Maeng-Hee, mungkin masih menyimpan kebencian yang mengakar terhadap adiknya yang ditunjuk menjadi pewaris tahta. Padahal, menurut tradisi keluarga di Asia, tampuk pimpinan tersebut seharusnya jatuh kepadanya.
Pada tahun 2012, pertikaian tentang ahli waris dimulai. Maeng-Hee, adiknya Sook-Hee dan anggota keluarga lainnya mengambil menggugat Kun-Hee ke pengadilan atas saham di dua perusahaan Samsung yang mereka klaim diwariskan kepada mereka. Pada saat itu, Kun-Hee dilaporkan dia tidak akan memberikan " sepeser pun" untuk adik atau kakaknya, mengklaim bahwa soal warisan sudah diselesaikan. Kun-Hee menang; mereka kehilangan gugatan bernilai US$ 3,7 miliar pada tahun berikutnya.
2. Keluarga Hyosung
Masalah keluarga Cho mulai muncul pada tahun 2013 ketika Hyun-Moon, putra kedua dari Cho Seok-Rae, ketua konglomerat industri Hyosung, mengundurkan diri sebagai wakil presiden dan menjual saham perusahaan kepada investor luar. Langkah ini mengejutkan orang dalam, yang percaya dia adalah pewaris tunggal. Setelah 14 tahun dan berjalan sukses di perusahaan, lulusan Harvard Law ini mengatakan ingin mencoba peruntungannya di bidang hukum. Namun dilaporkan juga bahwa ia disikut oleh kedua saudaranya. Setahun kemudian, ia mengajukan gugatan ke jaksa di Seoul dengan menuduh saudaranya yang lain Hyun-Joon, presiden Hyosung, melakukan penggelapan dan pelanggaran kewajiban. Dalam sebuah pernyataan kepada FORBES mengenai tuduhan yang dibuat terhadap presiden mereka, perwakilan Hyosung mengatakan mereka " membantah tuduhannya (Hyun-Moon) karena jauh dari kebenaran."
3. Keluarga Hyundai
Selama masa-masa tuanya yang rapuh, pendiri Hyundai Chung Ju-Yung mewariskan banyak perseteruan sengit antara putra kedua Mong-Koo dan kelima Mong-Hun. Pada tahun 2000, dua saudara itu sama-sama menjadi ketua Hyundai Group. Pada saat itu, Hyundai menjadi konglomerat terbesar kedua di negara itu dengan bisnis yang membentang mulai dari konstruksi, kimia, elektronik, dan pembuatan kapal.
Ju-Yung memilih Mong-Hun sebagai penggantinya saat terjadi krisis keuangan Asia 1997-1998. Pemerintah Korea Selatan menyebut keuangan Hyundai didapat melalui nepotisme sehingga Ju-Yung meminta kedua anaknya untuk menyerahkan jabatan mereka. Mong-Hun memenuhi keinginan ayahnya itu namun Mong-Koo menolak untuk mundur dan tetap memimpin dengan dukungan dari dewan yang mendukungnya di Hyundai Motor.
Kurang dari tiga tahun kemudian, Mong-Hun bunuh diri di tengah tuduhan secara ilegal menyalurkan ratusan juta dolar ke Korea Utara untuk mengamankan KTT antar-Korea. Kemudian, pada tahun 2010, janda Mong-Hun, Hyun Jeong-Eun, berselisih dengan kakak ipar Mong-Koo untuk pembelian Hyundai Engineering and Construction, warisan paling berharga yang sebagian dimiliki oleh kreditur. Jeong-Eun kalah pada 2011 dan sekarang Hyundai Engineering and Construction dijalankan oleh Hyundai Motor.
4. Kwok Bersaudara
Setelah bekerja sama selama 18 tahun, pada tahun 2008, Thomas dan Raymond Kwok menggulingkan saudara mereka yang lebih tua Walter dari Sun Hung Kai Properties (SHKP), raksasa real-estate Hong Kong yang didirikan oleh ayah mereka pada tahun 1972. Saudara-saudara yang lebih muda menuduh bahwa Walter, yang sudah menikah, mendapat pengaruh dari perempuan kepercayaannya; mereka juga menuduh dia memiliki gangguan bipolar dan tidak pantas untuk memimpin.
Telah ada spekulasi tentang kesehatan psikologis Walter setelah dia diculik pada 1997. Saat diculik, kabarnya Walter ditelanjangi, dipukuli, dan terkunci dalam peti kayu sebelum uang tebusan itu dibayar oleh keluarga tujuh hari kemudian.
Walter, yang berulang kali membantah memiliki gangguan mental, menyerang balik dan menggugat saudara-saudaranya atas pencemaran nama baik; kasus itu kemudian dibatalkan. Lima tahun perseteruan berakhir Januari lalu ketika Walter mengundurkan diri jabatannya sebagai non-executive director di SHKP menyusul 'kesepakatan' ditengahi oleh ibunya, yang membagi sama rata saham perusahaan kepada tiga putranya.
5. Ambani Bersaudara
Delapan tahun perseteruan dalam keluarga terkaya di India ini dimulai pada tahun 2002, setelah kematian ayah mereka, Dhirubhai Ambani yang mendirikan Reliance Industries, salah satu konglomerat terbesar di India. Karena ia tidak meninggalkan surat wasiat, dua bersaudara Mukesh dan Anil berjuang mengambil alih kendali kerajaan luas pemasok gas alam tersebut.
Perseteruan, yang mulai masuk ke pengadilan pada tahun 2009, begitu panas hingga melibatkan menteri keuangan India yang mengatakan perseteruan mereka adalah masalah kepentingan nasional. Pada tahun 2010, setelah Mahkamah Agung memutuskan mendukung Mukesh dan memerintahkan keduanya melakukan negosiasi ulang atas kontrak pemasokan gas, Ambani bersaudara membatalkan perjanjian persaingan dari tahun 2005 dan menyetujui kesepakatan sederhana. Ibu mereka, Kokilaben, menyerukan gencatan senjata, menengahi perjanjian perdamaian dan mengarahkan langkah pertama menuju rekonsiliasi. Pada 2013, kedua bersaudara kembali bersama-sama menjalankan bisnis, menandai kesepakatan pertama mereka sejak perseteruan tersebut telah dimulai.
6. Keluarga Bajaj
Perseteruan pertama Klan Bajaj ketika Kushagra, 24, kembali dari AS dengan membawa gelar MBA dan visi memisahkan diri dari kerajaan bisnis keluarga yang telah berdiri selama 75 tahun. Kushagra berpendapat bahwa dengan melepaskan diri, ia akan mendapatkan kebebasan untuk menjalankan beberapa kelompok bisnis sesuai isi hatinya. Jadi pada tahun 2001, ia dan ayahnya Shishir minta dua perusahaan, yaitu perusahaan gula dan produk konsumen bisnis. Tapi sepupu Shishir dan saudaranya Rahul tetap teguh untuk menjaga bisnis di bawah satu atap. Selama tujuh tahun, Kushagra dan Shishir berjuang secara terbuka sampai 2008, ketika, dengan bantuan pengacara, keluarga menandatangani perjanjian dan membagi aset.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN