Dream – Gempa 6,5 skala Richter yang mengguncang Pidie Jaya, Aceh, tidak mengganggu operasional PT Pertamina (Persero), khususnya distribusi BBM dan elpiji. Perusahaan pelat merah ini menjamin pasokan energi di daerah itu aman.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, mengatakan, BBM yang tersedia untuk kawasan terdampak di Aceh sebanyak 6.447 kiloliter (KL) dan solar 11.024 KL.

“Elpiji juga tesedia dalam jumlah yang cukup dan pasokan akan terus ditambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Wianda, sebagaimana  dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu 7 Desember 2016.

Dia mengatakan, BUMN energi menyiapkan 1 unit mobil tangki mobile yang dilengkapi flowmeter untuk pelayanan BBM ke masyarakat sambil menunggu kelayakan operasional dari 3 SPBU di Pidie Jaya yang terkena dampak gempa, yaitu SPBU 14.241.413, 14.241.469 dan 14.241.483.

Sekadar informasi, gempa yang menimpa Pidie Jaya, terjadi pada pukul 05.03 WIB. Pusat gempa terletak di 106 kilometer arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km. Gempa ini tidak memicu tsunami.

Gempa Aceh Rusak Infrastruktur Listrik

Dream – Selain merusak bangunan dan menewaskan korban jiwa, gempa Aceh berskala 6,5 Richter juga merusak infrastruktur listrik di daerah Pidie Jaya, Aceh. Akibatnya, beberapa daerah di Aceh mengalami pemadaman listrik.

Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah Aceh, T. Bahrul Halid, mengatakan goncangan gempa tersebut membuat 84 trafo distribusi listrik roboh. Kabel jaringan listrik tegangan rendah sepanjang 500 meter sirkit di Samalanga dan 25 kilometer sirkit di Meureudu-Beunereun juga rusak.

Ada 48 tiang listrik tegangan menengah dan 60 tiang listrik bertegangan rendah rusak. Lokasi kerusakan tersebut berada di tiga titik, yaitu Samalanga, Meureudu, dan Beureunun.

“Adanya gangguan dalam sistem kelistrikan tersebut menyebabkan listrik tidak tersalurkan sebesar 500 kilowatt (KW) dan 6 MW di Beureunun-Meureudu,” kata Bahrul di Aceh, dilansir dari keterangan tertulis yang diterima Dream.

Dia mengatakan tidak tersalurnya 500 KW dan 6 MW listrik ini membuat tiga daerah itu mengalami pemadaman listrik.