Macam-Macam Haji dan Segala Ketentuannya yang Perlu Diketahui Bagi Calon Jemaah Haji

Reporter : Arini Saadah
Senin, 12 Juni 2023 15:44
Macam-Macam Haji dan Segala Ketentuannya yang Perlu Diketahui Bagi Calon Jemaah Haji
Kewajiban menjalankan ibadah haji bagi umat muslim yang mampu tertulis dalam Alquran Surat Al-Imran ayat 97.

Dream – Macam-macam haji perlu diketahui oleh setiap kaum Muslim. Hal ini lantaran ibadah haji termasuk ke dalam rukun Islam yang kelima. Ibadah haji hukumnya wajib bagi setiap kaum Muslim yang mampu mengadakan perjalanan ke Tanah Suci.

Ibadah haji dikaitkan langsung dengan kemampuan fisik dan finansial hamba-Nya. Sebab ibadah rukun Islam kelima ini perlu menempuh perjalanan panjang dan membutuhkan banyak materi dan fisik yang kuat.

Kewajiban menjalankan ibadah haji bagi umat muslim yang mampu ini tertulis dalam Alquran Surat Al-Imran ayat 97:

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Rupanya ada beberapa macam-macam haji dalam Islam. Macam-macam haji ini dilakukan dengan cara pelaksanaan yang tentu berbeda-beda. Berikut penjelasan macam-macam haji yang berhasil Dream rangkum dari berbagai sumber.

1 dari 9 halaman

Rukun dan Wajib Ibadah Haji

Sebelum mengetahui macam-macam haji, kamu perlu mengetahui rukun ibadah haji terlebih dahulu. Rukun merupakan sesuatu yang harus ada ketika melakukan sesuatu. Ibadah haji tidak sah bila meninggalkan salah satu rukun. Namun jika yang ditingalkannya adalah bagian dari wajib haji, maka hajinya tetap sah tapi harus membayar dam atau denda.

Berikut beberapa rukun haji yang wajib ada saat pelaksanaan ibadah haji:

  1. Ihram
  2. Wuquf di Arafah
  3. Thowaf di Ka'bah
  4. Sa’i atau lari-lari kecil dari bukti Shafa ke Marwa.
  5. Tahalul
  6. Tartib

Sedangkan wajib haji adalah:

  1. Ihrom dari miqot,
  2. Mabit di Muzdalifah,
  3. Mabit di Mina,
  4. Melontar jumroh,
  5. Menghindari muharromat atau larang-larangan ihrom, karena akibatnya diwajibkan dam atau denda.
2 dari 9 halaman

Dam atau Denda

Setelah mengetahui rukun dan wajib haji, Sahabat Dream juga perlu mengetahui dam atau denda yang dibayarkan ketika tidak melaksanakan wajib haji. Dam artinya adalah darah. Dalam ibadah haji dam artinya adalah denda karena adanya pelanggaran.

1. Menurut sifatnya dam terbagi dua, yaitu:

Dam tartib: sifat dam yang memiliki beberapa poin dan pemenuhannya hanya satu dan harus berurutan dari yang pertama.

Dam takhyir: sifat dam yang memiliki beberapa poin dan pemenuhannya boleh memilih salah satunya.

2. Jenis pelanggarannya pun bermacam-macam, yaitu:

  • Melakukan haji Tamattu’.
  • Melakukan haji Qiron.
  • Tidak Thowaf Wada’, menurut qoul yang menghukumi wajib.
  • Tidak mabit di Muzdalifah.
  • Tidak mabit di Mina.
  • Ihromnya tidak dari miqot.
  • Tidak melempar jumroh.
3 dari 9 halaman

Cara Membayar Dam atau Denda

Sebelum lebih dalam membahas macam-macam haji, kita juga perlu mengetahui cara membayar dam, yakni melalui dua cara:

  1. Menyembelih seekor domba atau kambing, atau
  2. Berpuasa selama 10 hari, 3 hari dilakukan ketika berihrom dan 7 hari setelah pulang ke kampung halaman.

Pelanggaran lainnya yaitu saat melakukan jima’ mufsid atau jima’ yang dilakukan sebelum tahallul awwal. Cara membayar damnya dengan menyembelih seekor unta, seekor sapi, 7 ekor domba, atau berpuasa lamanya seharga anak unta dibagi satu mud kali 1 hari.

Adapun pelanggaran selanjutnya adalah nikah atau menikahkan. Tidak ada dam, hanya status pernikahannya tidak sah. Selain itu, yang termasuk dalam jenis dam Takhyir atau memilih yakni:

  • Memotong rambut.
  • Memotong kuku.
  • Melanggar cara berpakaian (khusus bagi laki-laki, yaitu tidak boleh mengenakan pakaian yang dijahit atau melingkar).
  • Memakai wewangian.
  • Memakai minyak rambut.
  • Bercumbu
  • Jima’ antara dua tahallul.
  • Jima’ setelah jima’ mufsid.

Cara membayar damnya boleh memilih antara menyembelih seekor domba, atau bershodaqoh makanan sebanyak 3 kali ukuran zakat fitrah (10 liter) dan dibagikan kepada 6 orang-orang yang faqir atau miskin.

Pelanggaran lain yang masuk dalam dam takhyir adalah membunuh binatang darat yang halal dimakan tapi liar. Cara membayar damnya boleh memilih antara:

  • menyembelih binatang yang sebangsa dengan yang dibunuh, atau
  • shodaqoh seharga hewan tersebut, atau
  • puasa yang lamanya seharga hewan yang dibunuh dibagi satu mud kali satu hari.
4 dari 9 halaman

Miqot Zamani dan Miqot Makani

Ilustrasi

Miqot artinya batas, terdiri dari miqot zamani yang artinya batas waktu dan miqot makani artinya batas tempat. Miqot Zamani adalah sejak masuk bulan haji (Syawal, Dzulqo’dan dan Dzulhijjah) dari tanggal 1 Syawal sampai dengan tanggal 9 Dzulhijjah.

Sehingga tidak sah hajinya bila berihrom sebelum atau sesudah waktu tersebut. Rentang waktu antara tanggal 1 Syawwal dan 9 Dzulhijjah adalah waktu untuk memulai atau berniat ihrom haji, bukan untuk melaksanakan haji.

Ketika seorang muslim memulai ihrom dari 1 Syawwal, maka sejak itu seluruh larangan haji terkena kepadanya sampai orang tersebut melakukan tahallul pada 9 Dzulhijjah atau kurang lebih selama 70 hari.

Sedangkan Miqot Makani adalah batas tempat. Bagi penduduk Mekah miqatnya adalah pintu rumahnya, dan bagi yang di luar Makkah yaitu:

  • Bagi yang datang dari arah Madinah, miqotnya Dzul Hulaifah,
  • Bagi yang datang dari arah Sirya, Mesir dan Afrika, miqotnya Juhfah,
  • Bagi yang datang dari arah Yaman, miqotnya Yulamlam dan Qornul Manazil,
  • Bagi yang datang dari arah timur kota Makkah, miqotnya Dzatu ‘Iroq.
5 dari 9 halaman

Macam-macam Haji

Macam-macam haji berkaitan dengan waktunya. Mari simak macam-macam cara pelaksanaan ibadah haji di bawah ini:

1. Haji Ifrad

Macam-macam haji yang pertama adalah disebut Haji Ifrad. Haji Ifrad merupakan haji yang dikerjakan terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan ibadah umrah. Istilah Ifrad artinya memisahkan sesuatu yang bergabung menjadi sendiri-sendiri.

Sederhananya orang yang melaksanakan Haji Ifrad akan menyelesaikan ibadah haji terlebih dahulu. Setelah selesai semua rangkaian ibadah hajinya, baru kemudian ia menjalankan ibadah umroh.

Cara pelaksanaan ibadah haji Ifrad adalah:

  • Ketika tiba di Tanah Suci Mekkah jemaah melakukan thowaf qudum atau thowaf di awal kedatangan di Mekkah),
  • lalu melanjutkan dengan sholat dua rakaat di belakang maqom Ibrahim.
  • Kemudian melakukan sa’i yaitu lari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah.
  • Sambil menunggu tahalul pada 10 Dzulhijah, jemaah menetapkan diri dalam kondisi berihrom dan jemaah tidak boleh melakukan segala hal-hal yang diharamkan ketika berihram, hingga datang masa tahallul yakni pada 10 Dzulhijjah.
  • Setelah itu, jemaah boleh melepas pakaian ihramnya dan boleh menggunakan pakaian lainnya. Jika hendak melakukan ibadah umrah maka harus berihram lagi. Haji dalam jenis ini tidak perlu membayar dam atau denda.
6 dari 9 halaman

2. Haji Qiran

Macam-macam cara pelaksanaan ibadah haji yang kedua adalah haji Qiran. Ibadah Haji Qiran merupakan ibadah haji yang menggabungkan antara niat haji dan umrah sekaligus. Kedua ibadah ini dikerjakan pada bulan-bulan haji secara bersamaan. Cara pelaksanaan ibadah Haji Qiran adalah:

  • Sebelum memulai thowaf, jemaah berihram untuk umrah dan berihram untuk haji.
  • Saat memasuki kota Mekkah, jemaah melakukan thowaf qudum atau thawaf di awal kedatangan di Mekkah,
  • Kemudian sholat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim.
  • Lalu melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah, dilakukan untuk umrah dan hajinya sekaligus dengan satu sa’i tanpa bertahallul, tetapi masih dalam kondisi berihram, sehingga tidak halal untuk melakukan hal-hal yang diharamkan ketika ihram hingga datang masa tahallul pada 10 Dzulhijjah.

Dengan menjalankan Haji Qiran, maka haji dan umroh selesai secara bersamaan. Perbedaannya dengan macam-macam cara pelasanaan ibadah haji lainnya adalah adanya kewajiban membayar dam atau denda dengan menyembelih hewan qurban (seekor kambing, sepertujuh sapi atau unta) pada tanggal Dulhijjah atau hari tasyriq.

7 dari 9 halaman

3. Haji Tamattu’

Macam-macam haji yang ketiga adalah Haji Tamattu’. Ibadah yang satu ini merupakan haji yang mendahulukan umroh dahulu baru kemudian ibadah haji. Cara pelaksanaan ibadah Haji Tamattu’ yaitu:

  • Jemaah berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji yakni pada bulan Syawwal, Zulqa’dah, 10 hari pertama dari bulan Zulhijjah.
  • Jemaah menyelesaikan rangkaian ibadah umrah dengan melaksanakan thowaf umrah.
  • Kemudian melakukan sa’i umrah.
  • Lalu bertahallul dari ihramnya dengan cara memotong pendek atau mencukur sebagian rambut kepalanya.
  • Setelah tahallul jemaah sudah terlepas dari kondisi ihram hingga nanti datangnya hari Tarwiyah, yakni tanggal 8 Zulhijjah.
  • Pada hari Tarwiyah, jemaah berihram kembali dari Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji hingga sempurna.

Umat muslim yang melaksanakan Haji Tamattu’ wajib menyembelih hewan qurban sebagai dam yakni seekor kambing/ sepertujuh dari sapi/ sepertujuh dari unta pada 10 Zulhijjah atau di hari-hari tasyriq yakni tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.

Itulah keterangan macam-macam haji lengkap dengan penjelasan rukun, miqot, dam dan cara pembayaran dam atau denda yang wajib diketahui bagi calon Jemaah haji. Dengan memahami penjelasan di atas, diharapkan para calon Jemaah haji bisa menjad haji yang mabrur.

8 dari 9 halaman

4. Haji Badal

Selain macam-macam haji yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi macam-macam haji lainnya yati haji badal.

Haji Badal adalah haji yang dilakukan atas nama orang lain yang telah meninggal dunia atau yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji sendiri. Seorang Muslim dapat melaksanakan haji Badal atas nama orang lain dengan niat ikhlas dan memenuhi syarat-syarat pelaksanaan haji.

Haji Badal adalah jenis haji yang dilaksanakan atas nama orang lain yang telah meninggal dunia atau yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji sendiri. Dalam Islam, diizinkan bagi seseorang untuk melaksanakan ibadah haji atas nama orang lain yang telah meninggal dunia atau yang tidak mampu melaksanakan haji karena alasan kesehatan atau kekurangan finansial.

Haji Badal dilakukan sebagai bentuk kebaikan dan ibadah yang dapat dilakukan oleh orang yang masih hidup untuk meringankan beban orang yang telah meninggal dunia atau yang tidak mampu melaksanakan haji. Orang yang melaksanakan haji Badal melakukan ibadah haji seperti biasa, dengan niat dan pelaksanaan yang sama seperti haji biasa. Namun, dalam niatnya, ia menyebutkan bahwa ibadah haji tersebut dilakukan atas nama orang yang ditentukan.

9 dari 9 halaman

Pelaksanaan Haji Badal

Proses pelaksanaan haji Badal melibatkan beberapa langkah, antara lain:

1. Memiliki Izin

Sebelum melaksanakan haji Badal, orang yang akan melaksanakan harus memperoleh izin atau wakil dari keluarga atau pewaris orang yang telah meninggal dunia atau yang tidak mampu melaksanakan haji. Izin tersebut dapat berupa wasiat yang ditinggalkan oleh orang tersebut sebelum meninggal, atau dapat diberikan oleh keluarga yang masih hidup.

2. Pelaksanaan Ibadah Haji

Orang yang melaksanakan haji Badal melakukan semua tahapan dan ritual haji seperti biasa. Ia akan berangkat ke Makkah, mengenakan ihram, melaksanakan tawaf, sa'i, wuquf di Arafah, melempar jumrah, dan melakukan ritual-ritual lainnya sesuai dengan tata cara haji yang telah ditentukan.

3. Niat dan Doa

Saat melaksanakan ibadah haji, orang yang melaksanakan haji Badal menyebutkan niat dan mendoakan orang yang dimaksud. Ia berharap agar ibadah haji tersebut diterima oleh Allah dan memberikan manfaat dan rahmat bagi orang yang telah meninggal dunia atau yang tidak mampu melaksanakan haji.

Haji Badal dianggap sebagai amalan yang mulia dan dapat memberikan keberkahan kepada orang yang telah meninggal dunia atau yang tidak mampu melaksanakan haji. Namun, penting untuk memperoleh izin dan bimbingan dari ahli agama atau ulama yang berkompeten sebelum melaksanakan haji Badal, agar ibadah tersebut dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Penting untuk dicatat bahwa ibadah haji merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu melakukannya. Pemilihan jenis haji akan tergantung pada niat dan kondisi individu. Sebelum melaksanakan haji, disarankan untuk memperoleh pengetahuan dan bimbingan dari ahli agama atau ulama yang berkompeten agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar.

Beri Komentar