136 Dokter Anggota IDI Meninggal Akibat Covid-19, Layanan Kesehatan Kritis

Dream - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan saat ini layanan kesehatan sedang kritis. Sebab, jumlah dokter yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 jumlahnya meningkat.
"Total 136 dokter wafat akibat Covid-19," ujar External PR Lead untuk Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI, Elizabeth, melalui keterangan tertulis.
Jumlah tersebut merupakan angka kematian dokter sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret hingga 15 Oktober 2020. Rinciannya, 69 orang adalah dokter umum dengan 4 guru besar dan 67 orang merupakan dokter spesialis.
"Rinciannya, 63 dokter spesialis, 5 guru besar, serta 2 residen yang berasal dari 18 IDI wilayah dan 61 IDI cabang," ujar Elizabeth.
Dokter Meninggal di Tiap Provinsi
Berdasarkan data per wilayah, kata Elizabeth, para dokter yang meninggal berasal dari 18 provinsi. Rinciannya, Jawa Timur 32 dokter, Sumatera Utara 23 dokter, DKI Jakarta 19 dokter, Jawa Barat 12 dokter, Jawa Tengah 9 dokter, Sulawesi Selatan 6 dokter, Bali 5 dokter, Sumater Selatan 4 dokter.
Lalu di Kalimantan Selatan 4 dokter, Aceh 4 dokter, Kalimantan Timur 3 dokter, Riau 4 dokter, Kepulauan Riau 4 dokter, DI Yogyakarta 2 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sulawesi Utara 2 dokter, Banten 2 dokter, dan Papua Barat 1 dokter.
Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Ari Kusuma Januarto, menyatakan, kondisi pelayanan kesehatan saat ini sedang kritis. Angka terkini yang dicatat IDI cukup besar.
"Ini adala situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini," kata Ari.
Sebanding dengan Kurva Kasus Positif
Ari menyatakan tingginya data kematian tenaga medis khususnya dokter menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan. Seharusnya, para tenaga medis mendapat jaminan rasa aman ketika bekerja menangani pasien.
Menurut Ari, meningkatnya angka kematian dokter berjalan seiring dengan peningkatan kurva kasus positif Covid-19. Dia berharap masyarakat turut membantu pemerintah untuk menekan kurva tersebut.
Apabila kurva menurun, tenaga medis tidak akan kewalahan. Dengan begitu, kesehatan para dokter bisa tetap baik sehingga semakin mampu menangani pasien Covid-19.
"Harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan sehingga para tenaga medis dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri," kata Ari.
Kunci Utama Ada Pada Masyarakat
Ari menambahkan, tenaga medis sebenarnya bukanlah garda terdepan menghadapi Covid-19. Justru garda terdepan melawan Covid-19 adalah masyarakat.
Kuncinya terletak pada penerapan protokol kesehatan. Jika masyarakat abai, dapat dipastikan pandemi tidak akan berhenti.
"Situasi ini tidak akan pernah selesai apabila tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan," ucap dia.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Vaksin Covid-19 Gratis Mulai Dibatasi, Epidemiolog Angkat Bicara
Epidemiolog, Dicky Budiman, memberi pendapatnya soal kebijakan baru ini.
Baca Selengkapnya
Lagi, Direktur WHO Peringatkan Seluruh Negara Harus Bersiap Hadapi Penyakit X
Penyakit X adalah virus “penampung” hipotetis yang belum terbentuk, namun para ilmuwan mengatakan penyakit ini bisa 20 kali lebih mematikan daripada COVID-19.
Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker
PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.

Musim Hujan, Dokter Anak Ingatkan Waspada Serangan ISPA
ISPA adalah infeksi yang mengganggu pernapasan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea, bahkan paru-paru.
Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi
Beberapa tempat memiliki jumlah virus lebih tinggi dibandingkan area lain. Kamu wajib meningkatkan daya tahan tubuh jika ingin mengunjunginya.
Baca Selengkapnya
Langgar Etika Kedokteran, IDI Ingatkan Dokter Influencer Tak Boleh Promosikan Produk
Di berbagai media sosial banyak dokter yang mempromosikan produk dengan klaim tertentu yang ternyata termasuk pelanggaran etika.
Baca Selengkapnya