Presiden Joko Widodo Sholat Meminta Hujan (Foto: Istimewa)
Dream - Jokowi melaksanakan sholat minta hujan (istisqo) di Masjid Amrulloh, Kompleks TNI Angkatan udara, Lanud RSN, Pekanbaru, Riau, Selasa 17 September 2019. Pelaksanaan sholat tersebut menjadi salah satu upaya untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui sisi religi.
Menurut Pelaksana Tugas. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, Jokowi dan rombongan tiba di masjid pukul 07.30 WIB.
Agus menyebut, khatib sholat tersebut, Muhammad Fahri, mengajak kepada seluruh jemaah yang hadir agar bersama-sama intropeksi diri seperti yang sudah dijalankan sebagaimana fungsi khalifah dalam pemeliharaan tumbuhan dan hewan.
© Istimewa
Peserta sholat menggunakan masker
Dalam khotbah singkat tersebut, Fahri menjelaskan kisah Umar Bin Khatab saat meminta hujan. Catatan sejarah itu dapat dijadikan inspirasi dan contoh yang baik agar hujan dapat segera turun.
Usai melaksanakan sholat, kata Agus, Jokowi bersama rombongan segera menuju pangkalan udara TNI AU untuk meninjau karhutla di Kabupaten Pelalawan menggunakan helikopter kepresidenan.
Dream - Kebakaran hutan dan asap tebal di Kalimantan kemungkinan dipicu kebakaran hutan di Australia.
Direktur Jenderal Pengendalian perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ruandha Agung Sugardiman mengatakan, kondisi El Nino saat ini normal. Tapi, karena kebakaran di Australia, anginnya sekarang dari tenggara ke barat laut.
" Nah, sehingga udara kering dari Malaysia itu menambah potensi terjadinya kebakaran," ujar Ruandha, dilaporkan Liputan6.com, Senin, 16 September 2019.
Ruandha menjelaskan, udara di Indonesia saat ini sedang kering. Walhasil, kondisi hutan rentan dengan api.
Yang menjadi kendala, kata Ruandha, biomassa rentan terbakar yaitu hutan-hutan gambut.
Kondisi inilah yang menyebabkan asap di Kalimantan semakin tebal. Sebab partikel-partikel gambut mudah terbakar dan sulit dipadamkan.
Meski begitu, kebakaran hutan yang terjadi saat ini dinilainya tak lebih parah dibanding tahun lalu.
" Kalau menurut catatan kami masih hampir sama ya, tapi mudah-mudahan tidak melebihi tahun lalu," tutur Ruandha.
" Sekarang yang cukup besar kebakarannya itu di Riau, di Kalbar sudah mulai menurun, yang masih tinggi ini di Kalimantan Tengah. Oleh karena itu kita perlu waspada di sana," lanjut dia.
© Global Fire Reports
© Global Fire Reports
Sementara itu, laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterima kepolisian, kebakaran di Provinsi Riau, memiliki kejanggalan.
Salah satu kejanggalan yang terlihat yaitu, area yang kebakar hanya hutan saja. Sedangkan area kebun sawit dan tanaman lainnya tidak terbakar.
Berdasarkan data hasil analisis dari situs Global Forest Watch, sejak 1 Agustus hingga 14 September 2019, titik api terjadi di luar konsesi hutan industri. " 85 persen areal kebakaran diluar konsesi sawit," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo.
Dream - Jokowi mengancam akan mencopot Kapolda dan Pangdam yang tak mampu mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dia tak ingin peristiwa karhutla 2015 terulang kembali.
" Aturan main kita tetap masih sama, saya ingatkan kepada Pangdam, Danrem, Kapolda, Kapolres, aturan yang saya sampaikan 2015 masih berlaku (copot jabatan jika tak bisa atasi karhutla)," kata Jokowi, dikutip dari Liputan6.com, Selasa 6 Agustus 2019.
Presiden bernama lengkap Joko Widodo ini mengaku telah menelepon Panglima TNI dan Kapolri mengenai kebakaran hutan dan lahan. Dia menyinggung, kebakaran hutan dan lahan pada 2015 telah mengakibatkan kerugian hingga Rp221 triliun.
Dibandingkan 2015, kebakaran hutan tahun ini menurun 81 persen. Tetapi, dibanding 2018, tahun ini mengalami kenaikan. " Harusnya ini tiap tahun turun, menghilangkan total," kata dia.
Jokowi meminta pemerintah daerah berkomunikasi dengan Kapolda dan Pangdam untuk menangani kebakaran hutan serta pencegahannya.
" Api sekecil apa pun segera padamkan. Kerugian gede sekali kalau kita hitung. Jangan sampai ada yang namanya status siaga darurat, jangan sampai," ucap dia.
Sumber: Liputan6.com/Lizsa Egeham
Dream - Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia 99 persen disebabkan oleh ulah manusia. Kebakaran akibat alam hanya terjadi 1 persen.
Beberapa pemicu kebakaran akibat ulah manusia diantaranya buang putung rokok atau membakar sampah, disengaja karena ingin membuka lahan, dan disengaja karena dibayar.
" Alasannya adalah dampak kurangnya lapangan kerja," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, dalam keterangan resminya, Selasa, 5 Maret 2019.
Doni menduga masalah utama terjadinya pembakaran hutan terletak pada faktor ekonomi masyarakat. Solusi untuk mengatasi persoalan ini adalah meningkatkan komoditas ekonomi rakyat seperti kopi dan lada.
Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, khusus di Riau, sebanyak tiga stasiun pemantau cuaca disiapkan untuk mendeteksi cuaca dan titik panas.
© Istimewa
Meski begitu, kata Dwikorita, alat milik BMKG masih memiliki kelemahan. " Baru dapat mendeteksi zona lebih dari 500 meter persegi," ujar dia.
Deputi dari Badan Restorasi Gambut (BRG) Haris Gunawan menambahkan gambut di Riau tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Bekerjasama dengan BPPT, lembaganya mengembangkan inovasi pemantauan gambut secara realtime dengan menggunakan Android.
" Lahan gambut di Riau, dalam keadaan merah. Sehingga kita perlu meningkatkan kesiapsiagaan. Perlu adanya air untuk menyeimbangkan ekosistem, restorasi gambut, pelibatan masyarakat, dan peringatan dini terhadap kebakaran lahan gambut. Harus jelas kepemilikan lahan untuk memudahkan pemadaman, dan sejahterahkan rakyat," kata Haris.
Selain berbicara mengenai kebakaran hutan, Doni juga menyebut kondisi penanggulangan bencana di Tanah Air. Dia menyebut pentingnya menguatkan penanggulangan bencana.
Doni menjelaskan kerugian ekonomi Indonesia akibat bencana alam mencapai Rp221 triliun pada 2015. Sementara itu, korban bencana selama 18 tahun terakhir mencapai 1.220.701 orang.(Sah)
Malu dan Sesal SBY Pernah Beri Jabatan ke Moeldoko, Minta Ampun kepada Tuhan
Wika Salim Ketemu Truk Ayam Bergambar Mukanya, Langsung Teriaki Sopir
Lebih Sultan dari Raffi Ahmad, Daftar Kekayaan Haji Bolot Ini Bikin Melongo
Sempat Dibilang Bangkrut, 3 Sumber Penghasilan Pak Tarno Sekarang
Covid-19 Picu Tubuh Membuat 'Senjata' untuk Serang Jaringan Sendiri