Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bu Yulie yang Kelaparan Sebelum Meninggal Sempat Minta Bantuan, Tapi Ditolak

Bu Yulie yang Kelaparan Sebelum Meninggal Sempat Minta Bantuan, Tapi Ditolak Yulie Nuramelia, IRT Di Serang Yang Meninggal Akibat Kelaparan (Merdeka.com)

Dream - Yulie Nuramelia, meninggal setelah menahan lapar dan hanya mengonsumsi air galon selama dua hari. Kabar meninggalnya warga RT 03/07, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, itu menjadi kepihatinan di tengah pandemi virus corona.

Ketua RT 03, Agus Jakaria, mengaku pernah membawa berkas almarhumah Yulie ke pemerintah daerah untuk pengajuan bantuan sosial (bansos). Tetapi, data keluarga tersebut ditolak lantaran tertulis bekerja sebagai petugas kebersihan.

Pemerintah setempat mengira keluarga Yulie memiliki pendapatan tetap yaitu gaji bulanan. Padahal, suami Yulie, Mohamad Holik, bekerja sebagai 'petugas kebersihan', lebih tepatnya pemulung.

Penghasilan Holik tak menentu, rata-rata hanya Rp30 ribu per hari. Uang sebesar itu harus dibagi untuk makan bersama Yulie dan empat anaknya.

 

Dianggap Tak Masuk Kategori Penerima Bantuan

"Saya bawa data 15 Kepala Keluarga (KK), 5 KK saya bawa lagi karena tidak masuk kategori, di situ termasuk Pak Holik, karena status pekerjaannya sebagai (petugas) kebersihan. Saya bawa berkasnya ke Kesos, saya bilang ke almarhumah berkasnya saya bawa lagi," kata Agus, dikutip dari Liputan6.com

Menurut Agus, bantuan dari relawan untuk keluarga Yulie datang sejak Sabtu, 18 April 2020. Itupun setelah keluarga Yulie ramai diberitakan media karena menahan lapar dan minum air galon selama dua hari.

"(Bantuan dari pemerintah) belum ada, adanya Sabtu, datangnya bantuan banyak sorenya," terang Agus.

 

Alami Sakit Kepala

Agus mengaku pernah mendapat cerita dari adik Yulie, almarhumah sempat sakit kepala pada Minggu 19 April 2020 dan tidak bisa tidur di malam harinya. Keesokan harinya sekitar pukul 15.00 WIB, Yulie menghembuskan nafas terakhirnya.

"Saya pernah ngobrol sama adiknya, ada keluhan di kepala, kurang tidur, kata Pak (petugas) Puskesmas (ingin ketemu dengan adiknya) untuk wawancara dengan adiknya, ingin tahu keluhannya (almarhumah)," jelas Agus.

Sumber: Liputan6.com/Yandhi Deslatama

Tak Ada Penghasilan dan 2 Hari Cuma Minum Air, IRT di Serang Meninggal

Dream - Seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, Yuli, menghembuskan napas terakhirnya pada Senin, 20 April 2020. Diketahui dia sempat menahan lapar selama dua hari dan hanya meminum air galon.

Keluarga Yuli terkena imbas pandemi virus corona. Mereka tidak punya pemasukan untuk bertahan hidup lantaran kehilangan pekerjaan

Camat Serang, Tb. Yassin mengkonfirmasi berita tersebut. Dia mengatakan Yuli dinyatakan meninggal pukul 15.30 WIB.

"Infonya saya dari Pak Lurah, melalui telepon. Saya setengah empat ke lokasi (rumah almarhum)," ujar Yassin, dikutip dari Merdeka.com.

Yassin mengatakan penyebab meninggalnya Yuli belum diketahui secara persis. Dia baru mendapatkan informasi, Yuli meninggal saat akan dibawa menuju Puskesmas Singandaru.

"Saya kurang tahu itu karena apanya. Yang saya tahu itu ketika almarhum sedang dibawa ke Puskesmas Singandaru, sebelum sampai sudah tidak ada nyawa," kata dia.

Yassin mengaku sempat mendatangi rumah Yuli pada Minggu, 19 April 2020. Saat itu, kata dia, kondisi Yuli masih bugar.

"Segar kok. Sempat berbicara, sempat foto. Minggu, Senin kemudian, saya dapat kabar dari Pak Lurah, yang bersangkutan sudah di Puskesmas Singandaru dan kondisi sudah meninggal," ucap Yassin.

Bukan Terinfeksi Covid-19

Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Serang, W Hari Pamungkas menduga Yuli meninggal akibat serangan jantung, bukan kelaparan. Dia memastikan penyebab meninggalnya Yuli bukan karena terinfeksi virus corona.

"Visum resmi besok akan disampaikan, saya pastikan bukan terkait sama Covid, bukan karena kelaparan, tapi karena serangan jantung. Yang bersangkutan dapat pertanyaan berat dari orang sekelilingnya. Visum resmi akan disampaikan Puskesmas besok, tapi saya tanya dokternya diduga jantung," kata Hari.

Hari mengatakan dari laporan yang dia terima, almarhumah merupakan keluarga yang mampu dan sangat mungkin untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

"Kesehariannya dari laporan aparat wilayah setempat berasal dari keluarga mampu semuanya, artinya untuk beli rokok sama nasi tuh masih sanggup," ujar dia.

Hari mengatakan bahwa keluarga almarhumah masuk dalam status Jaring Pengaman Sosial (JPS) Kota Serang. Pemerintah Kota (Pemkot) Serang sudah memberikan bantuan sembako pada 18 April 2020.

"Bantuan telah diberikan dan setelah dicek termasuk dalam pendataan JPS. Artinya dalam sisi tanggungjawab pemerintah, kami gerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan itu," katanya.

 

Tahan Lapar dan Konsumsi Air Galon

Menurut informasi yang didapat, Yuli mengalami kesulitan dalam memenuhi kebetuhan keluarga. Bahkan selama dua hari, Yuli dan keempat anaknya tidak bisa makan.

Demi menahan rasa lapar, dia dan keluarga hanya meminum air galon isi ulang.

"Dua hari ini kami cuma minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja," kata Yuli, pada Jumat pekan lalu.

Yuli mengadu pada Rukun Tetangga (RT) setempat dan meminta bantuan sembako. Tetapi, pihak RT mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah.

"Saya sudah datang ke RT. Katanya enggak bisa dapat bantuan," ungkap Yuli.

Hidup dari Mencari Barang Bekas

Untuk menyambung hidup, sang suami kerap mencari barang bekas. Hasilnya bisa membawa uang ke rumah kisaran Rp25-Rp30 ribu.

"Lumayan saja, satu hari kadang dapat Rp25-30 ribu. Beli beras satu liter untuk kami berenam, itu pun diirit-irit," ujarnya.

Sebelum virus corona melanda, kehidupan keluarga Yuli terbantu oleh anak sulungnya yang memiliki pekerjaan. Tetapi, harapan tersebut sirna lantaran sang anak telah diberhentikan dari pekerjaannya.

"Tadinya anak saya kerja. Sekarang dirumahkan karena tempat kerjanya tutup. Tambah, gaji terakhir tidak diberikan," tuturnya.

Sumber: Merdeka.com/Dwi Prasetya

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Heran! Wanita Ini Suka Ciumi Bantal Lusuh dan Buluk yang Menemaninya Tidur Sejak 1998, Penampakannya Bikin Merinding dan Mual

Heran! Wanita Ini Suka Ciumi Bantal Lusuh dan Buluk yang Menemaninya Tidur Sejak 1998, Penampakannya Bikin Merinding dan Mual

Karena tak mau berpisah lantaran sejak kecil selalu bersama, Intan begitu menyukai bantal buluknya.

Baca Selengkapnya
Uji Nyali di Tempat Angker sambil Siaran Langsung, Pria Ini Trauma hingga Tutup Akun Usai Lihat Sosok Tanpa Kepala

Uji Nyali di Tempat Angker sambil Siaran Langsung, Pria Ini Trauma hingga Tutup Akun Usai Lihat Sosok Tanpa Kepala

Belum sempat menjawab, dia membeku melihat tubuh yang tanpa kepala dan berlumuran darah di seberang jalan.

Baca Selengkapnya
10 Hari Ngeluh Sakit Perut, Wanita Syok Baru Menyadari Bayinya Tumbuh dalam Usus

10 Hari Ngeluh Sakit Perut, Wanita Syok Baru Menyadari Bayinya Tumbuh dalam Usus

Ia mengaku terus mengalami nyeri hebat pada bagian perut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ini 83 Kata Mutiara untuk Suami yang Menyakiti Istri, Ungkapkan Rasa Kecewa!

Ini 83 Kata Mutiara untuk Suami yang Menyakiti Istri, Ungkapkan Rasa Kecewa!

Kata mutiara ini dapat digunakan istri untuk menyampaikan kekecewaannya kepada suami yang menyakitinya.

Baca Selengkapnya
Satu Keluarga Nyaleg, Intip Perolehan Suara Perindo Partai Hary Tanoe, Lolos ke Senayan Ga ya?

Satu Keluarga Nyaleg, Intip Perolehan Suara Perindo Partai Hary Tanoe, Lolos ke Senayan Ga ya?

Satu Keluarga Nyaleg, Intip Perolehan Suara Perindo Partai Hary Tanoe, Bisa Masuk Senayan?

Baca Selengkapnya
Beri Kejutan Hamil ke Suami, Wanita Ini Malah Diceraikan, Cuma Diberi Rp100 ribu

Beri Kejutan Hamil ke Suami, Wanita Ini Malah Diceraikan, Cuma Diberi Rp100 ribu

Parahnya sang wanita langsung diceraikan selepas memberi kabar kehamilannya

Baca Selengkapnya