Selalu Keok dari Malaysia, Ini Kata Pebisnis Bank Syariah RI

Reporter : Eko Huda S
Kamis, 29 Oktober 2015 15:01
Selalu Keok dari Malaysia, Ini Kata Pebisnis Bank Syariah RI
Meski demikian, Asbisindo tetap optimis perbankan syariah Indnesia akan tetap berkembang.

Dream - Pelaku bisnis perbankan syariah nasional mengaku kalah jauh jika dibanding dengan Malaysia. Perkembangan perbankan syariah di negeri jiran dinilai jauh lebih cepat daripada Indonesia.

“ Selain itu juga ada keluwesan kebijakan dan dukungan pemerintah Malaysia,” tutur Ketua Umum DPW Asbisindo Jawa Timur, Ersyam Fansuri, di Surabaya, Kamis 29 Oktober 2015.

Pemerintah Malaysia, tambah dia, kerap mengeluarkan kebijakan yang mendukung perbankan syariah. Misalnya pemberian keringanan pajak kepada pelaku bisnis syariah. “ Mereka terlalu luwes.”

Selain itu, Ersyam juga menyebut perbankan syariah Malaysia tidak menjalankan prinsip syariah secara penuh. Melainkan campuran dengan sistem konvensional. “ Hasil produksinya ini yang tidak syariah,” ujar Ersyam.

Sementara di Indonesia, dari segi payung hukum saja sudah tertinggal jauh. Meski Bank Muamalat, yang menjadi pionir bank syariah di Indonesia didirikan pada tahun 1992, aturan soal bank syariah di tanah air baru dibuat tahun 2008.

“ Adanya Bank Muamalat itu 1992, itu payung hukumnya terlalu kecil. Payung hukumnya hanya kata-kata bank yang boleh menjalankan prinsip bagi hasil,” papar Ersyam.

Meski demikian, dia tetap optimis perbankan syariah di Indonesia bakal terus berkembang. Meski saat ini porsi pasarnya masih di bawah lima persen dari pasar perbankan nasional. “ Memang dirasa kurang.”

Optimisme Ersyam itu didasarkan pada angka pertumbuhan perbankan syariah yang tahun ini rata-rata 38 persen. Ditambah lagi, mayoritas penduduk Indonesia adalah masyarakat muslim.

“ Jawa Timur saja 86 persennya masyarakat muslim. Itu potensi bank syariah yang sebenarnya,” kata Ersyam.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis data –sebagaimana dikutip laman The Straits Times– menyebut aset bank syariah di Indonesia turun 27 persen selama Januari hingga Agustus tahun ini. Aset bank syariah Indonesia kini hanya Rp200 triliun saja. [Baca juga: Ini Sebab Bank Syariah Indonesia Selalu Kalah dari Malaysia]

Bandingkan dengan Malaysia. Pada periode yang sama, aset perbankan syariah di negeri jiran itu naik 13,7 persen menjadi Rp2.981,5 triliun. Perkembangan ini disebut-sebut karena berbagai kebijakan Malaysia yang kerap memberi keringanan pajak pada pelaku bisnis syariah.  Baca Juga: Hati-hati! 5 Risiko Ini Bisa Ancam Industri Bank Syariah BI Ingin Entaskan Kemiskinan dengan Aset Wakaf Bangun Ekonomi Syariah, BI Tiru Zaman Nabi Ini Sebab Bank Syariah Indonesia Selalu Kalah dari Malaysia Lima Jurus Jitu Bikin Perbankan Syariah Berjaya Mesin ATM Masa Depan, Dari Nirkartu sampai Retina Kini, Pelajar Mulai Tertarik Jadi Nasabah Bank Syariah Buku `Primbon` Perbankan Syariah Indonesia Diluncurkan

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More