Penggunaan Sarung Tangan Justru Percepat Penularan Virus Corona?

Reporter : Sugiono
Kamis, 9 April 2020 16:33
Penggunaan Sarung Tangan Justru Percepat Penularan Virus Corona?
Permukaan sisi luar sarung tangan bisa mengumpulkan virus corona dari orang terpapar virus corona

Dream - Berbagai langkah dan upaya untuk mencegah terinfeksi virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 terus digalakkan.

Selain memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun, satu cara lainnya agar tidak tertular virus corona adalah dengan memakai sarung tangan.

Beberapa pegawai toko swalayan di Indonesia sudah mulai menerapkan pemakaian sarung tangan yang biasa dipakai dokter saat melakukan operasi bedah.

Yang jadi pertanyaan, seberapa efektif sarung tangan ini dalam melindungi seseorang dari infeksi virus corona?

1 dari 9 halaman

Sarung Tangan Tingkatkan Risiko Tertular

Seorang dokter di Inggris memperingatkan orang-orang yang menimbun sarung tangan di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Dr Simran Deo, sarung tangan kemungkinan akan meningkatkan risiko virus corona terperangkap di permukaannya.

Permukaan sisi luar sarung tangan dapat mengumpulkan kuman atau virus dari orang yang terinfeksi virus corona saat mereka batuk atau bersin.

" Meski sarung tangan dapat melindungi tangan bagian dalam dari kontak dengan droplet (percikan), tetapi virusnya akan tetap menempel di permukaan sisi luarnya," kata Dr Deo.

2 dari 9 halaman

Sarung Tangan Harus Sering Dicuci

Virus tersebut bahkan akan terus menempel di permukaan sisi luar sarung tangan jika tidak sering dicuci.

" Risikonya akan semakin meningkat jika orang yang memakai sarung tangan itu menyentuh wajah atau makanan. Risiko lainnya, dia bisa menularkan virus kepada orang lain," jelas Dr Deo.

Dia mengatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur atau menggunakan pembersih tangan adalah pertahanan yang lebih baik terhadap virus corona.

3 dari 9 halaman

Cuci Tangan dengan Air dan Sabun

Kata Dr Deo, sarung tangan tidak boleh dianggap sebagai pertahanan alternatif menghadapi penularan virus corona, selain menjaga kebersihan diri dan barang.

" Sangat disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, atau menggunakan antiseptik berbasis alkohol selama 20 hingga 30 detik. Terutama setelah menggunakan transportasi umum, seperti kereta atau bus," kata Dr Deo.

Selain itu Dr Deo menganjurkan untuk tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain. Siapa pun yang mengalami gejala seperti flu disarankan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.

Sumber: New York Post

4 dari 9 halaman

Penelitian: Virus Corona Bisa Hidup di Masker Selama 7 Hari

Dream - Sebuah temuan yang mengejutkan diungkapkan sebuah penelitian di University of Hong Kong (HKU). Disebutkan bahwa virus corona baru yang menyebabkan Covid-19 bisa menempel pada masker selama satu minggu.

Laporan itu, yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada Kamis, 2 April 2020, menyebutkan para peneliti HKU menguji berapa lama virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 bertahan di dalam suhu ruangan di berbagai permukaan benda.

Hasilnya, pada permukaan kertas cetak dan tisu, virus corona baru bisa bertahan kurang dari tiga jam. Sementara pada permukaan kayu dan kain - seperti pada kain katun jas laboratorium - virus corona baru bisa mati dalam dua hari.

Sementara pada permukaan kaca dan uang kertas virus masih hidup pada hari ke dua, tetapi sudah hilang pada hari ke empat.

5 dari 9 halaman

Menempel di Masker Selama 7 Hari

Namun pada permukaan baja tahan karat (stainless steel) dan plastik, SARS-CoV-2 mampu bertahan hidup selama empat hingga tujuh hari.

Yang mengejutkan adalah virus yang belum ada obatnya ini mampu bertahan hidup di lapisan luar masker bedah selama satu minggu.

" Inilah sebabnya mengapa mereka yang menggunakan masker tidak boleh menyentuh bagian luarnya. Karena saat menyentuh, tangan akan tercema. Jika Anda menyentuh mata, maka virus bisa berpindah ke mata," kata Malik Peiris, ahli virus di HKU.

6 dari 9 halaman

Hanya dalam Lingkup Laboratorium

Penelitian itu juga mengungkapkan bahwa pada semua jenis permukaan, konsentrasi virus berkurang dengan cukup cepat seiring berjalannya waktu.

Namun para peneliti mengingatkan bahwa hasil pengamatan mereka 'tidak mencerminkan potensi penularan virus melalui kontak biasa'.

Karena keberadaan virus dalam penelitian itu terdeteksi oleh alat laboratorium, bukan menempel pada jari dan tangan seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari.

7 dari 9 halaman

Sering Cuci Tangan dengan Sabun

Temuan dari HKU ini menambah daftar tindakan pencegahan apa yang harus diambil saat membawa barang-barang seperti bahan makanan ke dalam rumah.

Mencuci tangan dengan sabun tetap menjadi cara paling efektif dalam daftar tindakan pencegahan virus corona.

Menurut Leo Poon Lit, salah satu penulis penelitian, secara teori pembungkus bahan makanan bisa mengandung virus hidup yang bisa menyebabkan penularan.

" Jika ingin melindungi diri, cukup dengan menjaga kebersihan. Mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin dan cobalah untuk tidak menyentuh wajah, mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu," katanya.

8 dari 9 halaman

Virus Corona Rentan Terhadap Disinfektan Rumah Tangga

Penelitian ini juga menemukan bahwa disinfektan rumah tangga biasa, seperti sabun dan cairan pembersih, efektif dalam membunuh virus corona penyebab Covid-19.

" SARS-CoV-2 bisa sangat stabil di lingkungan yang menguntungkan, tetapi juga rentan terhadap metode disinfeksi standar," kata penelitian tersebut.

9 dari 9 halaman

Penelitian di AS Menyimpulkan Hal Sama

Sebuah penelitian oleh para peneliti Amerika Serikat tentang lingkungan stabil virus corona juga menyimpulkan hal yang sama.

Dalam penelitian yang diterbitkan bulan lalu dalam jurnal ilmiah Nature disebutkan bahwa virus corona bisa bertahan hidup pada permukaan plastik dan baja tahan karat hingga 72 jam.

Tetapi virus corona tidak bisa bertahan lebih dari empat jam pada permukaan tembaga atau 24 jam pada permukaan kardus.

Penelitian tersebut dilakukan oleh para ilmuwan dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan Centres for Disease Control and Prevention AS.

Sumber: SCMP

Beri Komentar