Peneliti Ganteng Saudi Terima Penghargaan Keren

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 20 November 2014 09:31
Peneliti Ganteng Saudi Terima Penghargaan Keren
Hosam Zawawi menerima penghargaan presitisus, Young Laureates Awards, dalam ajang Rolex Awards for Enterprise 2014. Dia dinilai sebagai sosok yang inspiratif.

Dream - Hosam Zawawi. Inilah peneliti muda asal Arab Saudi yang menerima penghargaan presitisus, Young Laureates Awards, dalam ajang Rolex Awards for Enterprise 2014.

Pemuda 30 tahun itu menjadi salah satu dari lima pemenang yang dipilih oleh 8 juri internasional yang ahli di bidang masing-masing sebagai sosok yang inspiratif. Ajang Rolex Award for Enterprise diikuti oleh 1.800 peserta dari 128 negara.

Selain berhak atas penghargaan Young Laureates Awards tahun ini, Zawawi juga membawa pulang uang senilai 50.000 franc Swiss atau sekitar Rp 633 juta, sebuah jam portabel (kronometer) merek Rolex, dan tentu saja: ketenaran.

Apa yang mebuat peneliti tampan ini menggondol penghargaan ini? Itu karena penelitiannya tentang penyalahgunaan antibiotik di dalam masyarakat Timur Tengah. Yang menjadi nilai plus tapi juga mencari solusi terbaik untuk mengatasinya.

Dalam penelitian disertasi sebagai syarat meraih gelar Ph.D itu, Zawawi mengembangkan rapid test untuk mendeteksi adanya bakteri yang sudah kebal terhadap antibiotik –yang saat ini menjadi ancaman global bagi kesehatan manusia. Tidak hanya itu, dia juga berencana mengampanyekan kesadaran publik di wilayah Teluk terkait penyalahgunaan antibiotik dan bahayanya.

“ Saya sudah menemukan bakteri kuat (superbug) yang kebal terhadap antibiotik dalam penelitian awal saya. Dan saya tertarik untuk menelitinya lebih dalam. Saya kini jadi tahu ada akibat yang buruk jika masalah tersebut tidak segera ditanggulangi,” kata Zawawi dikutip Dream dari Arab News, Kamis 20 November 2014.

“ Saya kemudian dilatih sebagai ahli pengendali infeksi di mana saya bisa berhubungan langsung dengan pasien yang memiliki kasus infeksi yang disebabkan oleh antibiotik,” tambah dia.

Dari hasil penelitiannya, Zawawi menemukan bahwa superbug telah menyebar di sejumlah negara Timur Tengah, seperti Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Oman dan Qatar.

“ Di wilayah Teluk, antibiotik dijual bebas tanpa resep. Masalahnya orang-orang di sini tidak memiliki kesadaran dan pengetahuan bahwa itu sangat membahayakan kesehatan mereka,” kata dia.

Menurut Zawawi, antibiotik berpotensi merusak bakteria, termasuk yang melindungi tubuh dari masalah kesehatan yang ditimbulkan obat-obatan dan penyakit. Jadi, antibiotik bisa saja menjadi sumber kerusakan dalam tubuh.

“ Saat ini saya fokus untuk meneliti superbug tersebut. Saya akan memperluas proyek ini dan berharap ada dukungan dari pemerintah negara-negara Teluk lainnya. Kemudian, saya ingin masyarakat umum bisa mengerti bagaimana sebenarnya cara kerja antibiotik itu dan tidak menyalahgunakan obat ini,” tutur Zawawi.

Zawawi ingin proyek yang dia kerjakan ini bisa melibatkan publik. Dia percaya komunikasi tentang isu-isu ilmiah bisa mengubah kesadaran kesehatan di wilayah Teluk sehingga memilih pendekatan berbasis masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang kekebalan antibiotik.

Untuk itu Zawawi sering menggelar kompetisi untuk menguji pengetahuan masyarakat soal kekebalan antibiotik dengan iming-iming iPads sebagai hadiah. Dia juga melakukan kampanye tentang kesadaran penyalahgunaan antibiotik dalam acara-acara olahraga, seperti permainan polo yang menjadi favoritnya. Zawawi bahkan membentuk tim polo dengan nama The Superbugs Slayers.

Dia mendaftarkan penelitiannya itu ke Rolex Awards setelah terinspirasi oleh Mark Kendall, seorang profesor Australia yang lebih dahulu meneliti soal antibiotik. Dan keluarga pun bahagia dengan capaian Zawawi ini.

“ Zawawi adalah orang yang sangat kreatif dan penuh gairah. Dia selalu memastikan memberi kabar terbaru soal penelitiannya saat kembali ke Arab Saudi,” kata Layla Sabri, ibu Zawawi.

“ Kami berharap dia pulang dengan gelar Ph.D. sehingga ia dapat membantu mengembangkan ilmu pengetahuan dan obat-obatan di negerinya sendiri. Semua yang ia butuhkan saat ini adalah dukungan dan dorongan dari orang-orang sehingga ia dapat menemukan solusi untuk masalah superbug tersebut,” tambah Layla.

Sementara, ayah Zawawi selalu percaya pada anaknya, yang awalnya ingin menjadi seorang dokter. Untungnya, Zawawi tidak hanya menjadi dokter tapi seorang ilmuwan luar biasa. “ Sejak ia masih muda, dia selalu muncul dengan penemuan-penemuan dan ide-ide baru. Dia sudah di jalur yang benar, karena ia mendapat kesempatan untuk bereksperimen dengan apa yang ia inginkan,” kata ayah Zawawi.

Sementara itu, Dr. Hayat Sindhi, salah satu anggota juri, mengatakan, Arab Saudi perlu menggunakan media sosial untuk menciptakan kesadaran dan memberikan informasi soal pencegahan penyakit.

“ Lima puluh lima juta orang meninggal setiap tahun karena gaya hidup yang tidak sehat. Jika Anda menciptakan kesadaran dan mengirim pesan kepada orang-orang soal gaya hidup sehat, kita bisa menyelamatkan nyawa mereka dan ini adalah apa yang ingin dicapai oleh Hosam,” kata dia.

“ Sayangnya, di Timur Tengah, kita memiliki budaya mencari bantuan dari orang-orang awam, bukannya pergi ke dokter saat sakit. Jika selalu mengandalkan pada obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit, tubuh tidak mempunyai kesempatan untuk sembuh dengan sendirinya. Hal ini harus dihentikan dan kita harus memberikan waktu kepada sistem kekebalan tubuh kita, bukan antibiotik, untuk menyembuhkan tubuh,” tambah Hayat.

Rebecca Irvin, kepala Sekretariat Rolex Awards di Jenewa, mengatakan para juri menyukai proyek Zawawi karena menangani masalah besar. “ Dan dia adalah individu yang sangat inspiratif bagi pemuda di Timur Tengah,” kata Irvin.

Menurut Irvin, Zawawi telah mengerjakan isu yang sangat inovatif. Tak hanya berusaha meningkatkan kesadaran tentang masalah kekebalan antibiotik, Zawawi juga dinilai melakukan pekerjaan lebih untuk menemukan solusi. “ Kami begitu bersemangat memilihnya mewakili Timur Tengah untuk pertama kalinya dan kami sedang menunggu lebih banyak lagi Hosam-Hosam lain dari wilayah itu,” tambah Irvin.

Penghargaan Rolex Awards for Enterprise diadakan sejak 1976 untuk menumbuhkan semangat bisnis dan pengetahuan serta kesejahteraan umat manusia. Digelar setiap dua tahun sekali, penghargaan ini meliputi lima kategori yakni ilmu pengetahuan dan kesehatan, teknologi tepat guna, eksplorasi dan penemuan, lingkungan, dan warisan budaya.

Beri Komentar